Google
 

Thursday, December 13, 2007

Latihan 9 (Teori Pembelajaran).

Homeschool merupakan bentuk pendidikan alternatif yang saat ini kembali marak di Indonesia. Jika ditinjau dari sudut pandang teori pembelajaran, homeschool termasuk aliran pembelajaran yang mana? Mengapa?

45 comments:

Anonymous said...

Diah Rahmawati (4101407024/Pend. matematika 1A)
Menurut saya homeschool termasuk aliran pembelajaran humanistik karenadalam pendidikan humanistik sangat mementingkan adanya rasa kemerdekaan dan tanggung jawab. Dalam aliran ini tidak mempunyai teori belajar khusus yang dianut, tetapi hanya bersifat elektik dalam mengambil teori yang sesuai asal tujuan pembelajaran tercapai. prinsip yang nampak dalam kegiatan pembelajaran adalah pembelajaran humanistik yang cenderung mendorong anak untuk berfikir induktif, karena mementingkan faktor pengalaman dan proses belajar, seperti hal nya dengan homeschool

krida said...

menurut saya home schooling adl pndidikan di rumah, hal ini dilakukan krn Metode home schooling group ini dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat karena dalam pelaksanaannya bersifat dinamis, dapat bervariasi sesuai dengan keadaan sosial ekonomi orang tua. home schooling ini termasuk pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak
dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan
sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan
suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.Lingkungan dimana semua anak bisa menikmati pendidikan. Kelak dengan bekal pendidikan tadi mereka bisa dengan damai hidup berdampingan.

krida said...

home schooling trmasuk aliran konstruktivisme sama halnya dg sekolah alam yg melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing2 siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.

Anonymous said...

Homeschooling adalah alternatif pendidikan lain dari organisasi sekolah. Anak belajar dibawah pengawasan orang tuanya. Anak dan orangtuanya yang akan menentukan isi atau materi pelajaran mereka. Mereka pun memiliki kontrol penuh akan isi pelajarannya. Perlu ditekankan, homeschool bukanlah memindahkan sekolah ke rumah. Kegiatan belajar mengajar agak berbeda dengan di sekolah. Orang tua pun tidak perlu selalu menjadi guru tetapi orang tua lebih berperan sebagai fasilitator. Tujuan pendidikan untuk anak adalah agar membuat anak love to learn, cinta belajar, bukan demi menciptakan anak jenius yang menguasai semua bahan yang diajarkan.Menurut saya ini merupakan bisa termasuk aliran pembelajaran humanistik dimana anak dapt mengaktualisasikan dirinya dengan bbas tanpa karena tekanan dari lingkungan ia mencapai kesejahteraan.Sehingga anak merasa enjoy dalam belajar

Emy Dyah N. F said...

Menurut saya, homeschool termasuk dalam aliran humanistik. Hal ini disebabkan karena homeschool menggunakan kemerdekaan dan rasa tanggungjawab dalam proses pembelajarannya. Seorang guru datang ke rumah muridnya untuk mengajarkan materi yang sama yang diajarkan di sekolah. Hanya saja mungkin. sang guru hanya mengambil materi -materi yang penting saja untuk diajarkan. Dengan cara ini, murid dapat lebih akrab, dapat bertanya secara detail dan merasa lebih enjoy dalam belajar. Sehingga akan sangat mungkin sekali sang murid lebih mengerti daripada di sekolah. Namun homschool memiliki kekurangan yaitu sang murid akn kurang dapat bergaul dengan teman-teman seumurannya saat belajar.

Anonymous said...

Menurut saya,homeschool termasuk model pembelajaran humanistik karena berdasarkan prinsip pembelajarannya aliran humanistik tidak mempunyai teori belajar khusus, tetapi hanya bersifat eklektik, dalam arti mengambil teori yang sesuai asal tujuan pembelajaran tercapai.Dalam hal ini peserta didik diberi kebebasan dalam mengekspresikan apa yang ada di pikirannya tanpa rasa malu yang sering terjadi dalam sekolah formal.jika ada sesuatu yang ingin ditanyakan maka si anak tersebut dapat menanyakannya pada pengajarnya secara bebas.mungkin sistem ini hampir sama dengan sistem les atau jam tambahan di luar jam sekolah,tapi ada batasan pesertanya.si anak tidak terikat dengan aturan-aturan sekolah.Di samping kelebihannya tersebut,sistem homeschool mempunyai kekurangan yaitu si anak menjadi kurang bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.Padahal jika kita sudah dewasa,mau tidak mau kita harus berinteraksi dengan lingkungan sekitar.Manusia termasuk mahkluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan bantuan orang lain.Dalam sistm homeschool ini,orang tua terkesan terlalu mengistimewakan pendidikan anaknya.Hal itu memang baik,tapi alangkah baiknya jika seorang peserta didik itu dikenalkan dengan lingkungan sekitarnya,seperti disekolahkan di sekolah formal.

Anonymous said...

menurut saya home schooling atau pembelajarn di rumah termasuk dalam aliran humanistik karena peserta didik sangat memiliki rasa kemerdekaan dan tanggung jawab. dalam home schooling peserta didik diberi kebebasan dalm mengaktualisaikan dirinya dan bebas tanpa tekanan lingkungan.

Anonymous said...

home schooling merupakan pendidikan berbasis rumah yang memungkinkan anak untuk berkembang sesuai dengan cara pandang dan cara berfikirnya..homeschool termasuk aliran pembelajaran humanistik yaitu pendidikan humanistik sangat mementingkan adanya rasa kemerdekaan dan tanggung jawab. Dalam aliran ini tidak mempunyai teori belajar khusus yang dianut, tetapi hanya bersifat elektik dalam mengambil teori yang sesuai asal tujuan pembelajaran tercapai. prinsip yang nampak dalam kegiatan pembelajaran adalah pembelajaran humanistik yang cenderung mendorong anak untuk berfikir induktif, karena mementingkan faktor pengalaman dan proses belajar, seperti hal nya dengan homeschool.
namun dalam homeschool ini terdapat kelemahan yaitu peserta didik tidak dapat mengembangkab kemampuan untuk menjalin hubungan dengan teman sebayanya. sehingga kemampuan sosialnya kurang

Anonymous said...

Mengapa Homeschooling?
Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya dapat berkembang optimal dan
merasa enjoy melalui masa pendidikannya. Namun pada kenyataannya, ada
orangtua merasa lembaga pendidikan yang ada tak lagi dapat memberikan
pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. Jika orangtua dihadapkan pada
situasi itu, maka homeschooling dapat menjadi salah satu pilihan.
Homeschooling memungkinkan anak memperoleh kurikulum spesifik dan
teknik mengajar yang sesuai dengan kebutuhan anak
menurut saya homescholling merupakan aliran pembelajaran humanistik karena karena peserta didik sangat memiliki rasa kemerdekaan dan tanggung jawab dimana dalam hal ini anak didk bebas mengekspresikan pendapatnya secara lebih luas tanpa adanya rasa malu dan tekanan dari lingkungan.
namun dlam pembelajran ini anak tidak dapat berinteraksi dengan anak didik lain

rani said...

Akhir-akhir ini qt sering saksikan mulai bnyk bermunculan sekolah-sekolah dngn alternatif pendekatan n metodologi pengajaran “link & mach yg cenderung praktis n katane lebih efektif mengelaborasi esensi pendidikan dengan aplikasi skill peserta didik.Walaupun bg kalangan praktisi pendidikan sendiri substansi pendidikan home schooling scr simplistis inheren dgn SMP terbuka, SMA terbuka, Universitas terbuka ato yg sekarang sedang trend adlh e-learning, namun memang ada kecenderungan bahwa home schooling agak “berbeda” jk dilihat dr tingkat fleksibilitas n metodologi pengajarannya.Realitas lain yg perlu dicermati mengapa pendidikan home schooling ini mjd pilihan alternatif masyarakat adlh ketika masyarakat mulai menyadari bahwa sebenarnya pola pendidikan formal di Indonesia blm menyentuh substansi kebutuhan riel tantangan dlm era globalisasi yg harus di respon scr kualitatif oleh peserta didik dgn menyiapkan kompetensi yg relevan n obyektif thdp kebutuhan skill mereka ketika mereka beraktivitas (bekerja atau berwirausaha).Cm persoalannya adlh sejauhmana masyarakat lebih selektif memilih pendidikan home schooling ini,tdk semata-mata krn faktor status sosial krn memang biaya program pendidikan ini tdk sedikit (atau sekedar trend) sj.Terlepas memang setiap program pendidikan yang diterapkan di Indonesia apapun itu bentuknya tdk menjamin semua aspek kognitif n sosial peserta didik terakomodir dgn baik.Spt halnya program pendidikan home schooling ini yg nota bene jelas tdk menspesifikasikan diri pd aspek sosialisme interaksi n proses transformasi budaya dan sifat komunitas, namun cenderung individualistik.

Anonymous said...

Homeschooling adalah metode pendidikan belajar mengajar yang dilakukan di rumah, baik oleh orangtua atau guru profesional sebagai staff pengajarnya. Homeschooling dapat pula diartikan menjadi sekolah mandiri yang diadakan di rumah. Homeschooling merupakan sebuah pilihan dan khazanah alternatif pendidikan bagi orang tua dalam meningkatkan mutu pendidikan, mengembangkan nilai iman (agama), dan menginginkan suasana belajar yang lebih menyenangkan. Menurut saya, homeschool termasuk aliran pembelajaran humanistik yang sangat mementingkan adanya rasa kemerdekaan dan tanggung jawab. Dalam home schooling peserta didik diberi kebebasan dalam mengaktualisaikan dirinya dan bebas tanpa tekanan dari lingkungan. Meski disebut homeschooling, bukan berarti anak akan terus menerus belajar di rumah, tetapi anak-anak bisa belajar di mana saja dan kapan saja, selama situasi dan kondisinya benar-benar nyaman dan menyenangkan, seperti layaknya berada di rumah.

Anonymous said...

menurut saya homeschooling termasuk tipe humanistik, karena dalam homeschooling terdapat kebebasan dalam menentukan pembelajaran, tidak mempunyai teori belajar khusus yang dianut dan bersifat elektik dalam mengambil teori. Istilah Homeschooling berasal dari bahasa Inggris berarti sekolah rumah. Homeschooling dikenal juga dengan sebutan home education, home based learning atau sekolah mandiri. Pengertian umum homeschooling adalah model pendidikan dimana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya. Memilih untuk bertanggungjawab berarti orangtua terlibat langsung menentukan proses penyelenggaraan pendidikan, penentuan arah dan tujuan pendidikan, nilai-nilai yang hendak dikembangkan, kecerdasan dan keterampilan, kurikulum dan materi, serta metode dan praktek belajar (bdk. Sumardiono, 2007:4).
dalam homeschooling, peran dan komitmen total orangtua sangat dituntut. Selain pemilihan materi dan standar pendidikan sekolah rumah, mereka juga harus melaksanakan ujian bagi anak-anaknya untuk mendapatkan sertifikat, dengan tujuan agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

kelebihan homeschooling, antara lain:
1. adaptable (sesuai dengan kebutuhan anak dan kondisi keluarga)
2. mandiri artinya lebih memberikan peluang kemandirian dan kreativitas individual yang tidak didapatkan di sekolah umum;
3. potensi yang maksimal, dapat memaksimalkan potensi anak, tanpa harus mengikuti standar waktu yang ditetapkan sekolah;
4.siap terjun pada dunia nyata. Output sekolah rumah lebih siap terjun pada dunia nyata karena proses pembelajarannya berdasarkan kegiatan sehari-hari yang ada di sekitarnya;
5. terlindung dari pergaulan menyimpang. Ada kesesuaian pertumbuhan anak dengan dengan keluarga. Relatif terlindung dari hamparan nilai dan pergaulan yang menyimpang (tawuran, narkoba, konsumerisme, pornografi, mencontek dan sebagainya);
6. Ekonomis, biaya pendidikan dapat menyesuaikan dengan kondisi keuangan keluarga.


kelemahan-kelemahannya:
1. membutuhkan komitmen dan tanggung jawab tinggi dari orang tua;
2. memiliki kompleksitas yang lebih tinggi karena orangtua harus bertanggung jawab atas keseluruhan proses pendidikan anak;
3. keterampilan dan dinamika bersosialisasi dengan teman sebaya relatif rendah;
4. ada resiko kurangnya kemampuan bekerja dalam tim (team work), organisasi dan kepemimpinan;
5. proteksi berlebihan dari orang tua dapat memberikan efek samping ketidakmampuan menyelesaikan situasi dan masalah sosial yang kompleks yang tidak terprediksi.

Anonymous said...

Homeschooling termasuk model pembelajaran humanistik karena berdasarkan prinsip pembelajarannya aliran humanistik. dalam homeschooling terdapat kebebasan dalam menentukan pembelajaran, tidak mempunyai teori belajar khusus yang dianut dan bersifat elektik dalam mengambil teori. Istilah Homeschooling berasal dari bahasa Inggris berarti sekolah rumah.
Homeschooling dikenal juga dengan sebutan home education, home based learning atau sekolah mandiri. Pengertian umum homeschooling adalah model pendidikan dimana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya.

Anonymous said...

Isnalia Agusta/Pend.Math1B/4101407078

Homeschooling adalah metode pendidikan belajar mengajar yang dilakukan di rumah, baik oleh orangtua atau guru profesional sebagai staff pengajarnya. Homeschooling dapat pula diartikan menjadi sekolah mandiri yang diadakan di rumah. Meski disebut homeschooling, bukan berarti anak akan terus menerus belajar di rumah, tetapi anak-anak bisa belajar di mana saja dan kapan saja, selama situasi dan kondisinya benar-benar nyaman dan menyenangkan, seperti layaknya berada di rumah.

Aliran Humanistik,Sebagai sebuah pendidikan alternatif, homeschooling juga mempunyai beberapa kekuatan dan kelemahan. Kekuatan/kelebihan homeschooling adalah:

* Lebih memberikan kemandirian dan kreativitas individual bukan pembelajaran secara klasikal.
* Memberikan peluang untuk mencapai kompetensi individual semaksimal mungkin sehingga tidak selalu harus terbatasi untuk membandingkan dengan kemampuan tertinggi, rata-rata atau bahkan terendah.
* Terlindungi dari “tawuran”, kenakalan, NAPZA, pergaulan yang menyimpang, konsumerisme dan jajan makanan yang malnutrisi.
* Lebih bergaul dengan orang dewasa sebagai panutan.
* Lebih disiapkan untuk kehidupan nyata.
* Lebih didorong untuk melakukan kegiatan keagamaan, rekreasi/olahraga keluarga.
* Membantu anak lebih berkembang, memahami dirinya dan perannya dalam dunia nyata disertai kebebasan berpendapat, menolak atau menyepakati nilai-nlai tertentu tanpa harus merasa takut untuk mendapat celaan dari teman atau nilai kurang.
* Membelajarkan anak-anak dengan berbagai situasi, kondisi dan lingkungan sosial.
* Masih memberikan peluang berinteraksi dengan teman sebaya di luar jam belajarnya.
* Dijalinnya kerjasama dengan lembaga pendidikan formal dan nonformal setempat sesuai dengan prinsip keterbukaan dan multimakna.
* Lebih memberikan peluang untuk kemandirian dan kreativitas individual yang tidak didapatkan dalam model sekolah umum.
* Memaksimalkan potensi anak sejak usia dini, tanpa harus mengikuti standar waktu yang ditetapkan di sekolah.
* Lebih siap untuk terjun di dunia nyata (real world) karena proses pembelajarannya berdasarkan kegiatan sehari-hari yang ada di sekitarnya.
* Kesesuaian pertumbuhan nilai-nilai anak dengan keluarga. Relatif terlindung dari paparan nilai dan pergaulan yang menyimpang (tawuran, drug, konsumerisme, pornografi, dsb).
* Kemampuan bergaul dengan orang tua dan yang berbeda umur (vertical socialization).

Anonymous said...

Menurut saya homeschool termasuk dalam aliran humanistik, karena adanya kemerdekaan untuk anak dimana anak secara bebas dapat berkreasi, mengaktualisasikan dirinya tanpa ada paksaan atau tekanan apapun.Homeschooling merupakan kegiatan belajar mandiri yang sangat fleksibel, tidak terikat pada tempat, sistem, buku, lembar kerja, pelaku maupun kondisi tertentu.  Pada intinya homeschooling adalah proses belajar yang menjadikan anak sebagai subyek belajar. Siswalah yang menggali, mencari dan memahami dengan mengembangkan rasa ingin tahunya sendiri. Yang terpenting dalam proses belajar adalah menanamkan mental belajar sehingga anak memperkaya khasanah keilmuannya dengan mandiri dan bukan tergantung pada buku teks maupun lembar kerja. 

Anonymous said...

Menurut saya homeschooling termasuk aliran pembelajaran humanistik. Di homeschooling siswa bebas mau belajar apa, dimana,dan kapan sesuai dg kemauan siswa.Hal ini sesuai aliran pembelajaran humanistik,yang sangat mementingkan adanya rasa kemerdekaan dan tanggungjawab.Siswa belajar sesuai dengan materi yang ia imginkan,sesuai dg bakat dan minatnya tanpa adanya tekanan dari pihak luar. Pada pembelajaran ini tidak mempunyai teori belajar khusus, tetepi hanya bersifat ekletik ( mengambil teori yg sesuai asal tujuan pembelajaran tercapai ). Jadi di homeschooling siswa dapat mengaktualisasikan dirinya, sehingga siswa dapat mencapai kesejahteraan ( rasa senang ).

Anonymous said...

menurut saya homeschool termasuk pada pembelajaran dengan aliran humanistik karena pada pembelajaran ini dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa tidak selalu diarahkan oleh guru. siswa dapat memilih sendiri materi yang dianggap penting dan diperlukan. pendekatannya lebih pada pendidikan dibidang kreativitas, minat dan rasa ingin tahu. hasil yang diharapkan pada siswa yaitu dapat mengambil tanggung jawab dalam menentukan apa yang dipelajari dan mampu mengarahkan diri sendiri dan mandiri

Anonymous said...

Dewi Muthohharoh/4301405058
Pend. Kimia
HOME SCHOOLING
Akhir-akhir ini kita sering saksikan mulai banyak bermunculan sekolah-sekolah dengan alternatif pendekatan dan metodologi pengajaran “link & mach yang cenderung praktis dan katanya lebih efektif mengelaborasi esensi pendidikan dengan aplikasi skill peserta didik. Program pendidikan tersebut sering kita kenal dengan istilah home schooling. Diseluruh dunia terdapat kurang lebih 6 juta home schooling tersebar di berbagai negara, termasuk Indonesia. 'home schooling' adalah metode baru dalam dunia pendidikan, dimana para murid tidak diharuskan masuk kelas, tetapi cukup mengikuti proses belajar mengajar dengan kendaraan mobil dinas. Bahkan, guru-guru siap membantu mereka yang mengalami kesulitan belajar. home schooling merupakan pendidikan alternatif yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Luar Sekolah Depdiknas, yakni Program Kesetaraan Nasional. Kurikulumnya pun sama dengan Diknas, namun pola pendidikan melalui model 'home schooling'. Pendidikan ini dirancang untuk membantu anak-anak kurang mampu. Mereka bisa belajar di sana dan mendapatkan ijasah. Home schooling menjemput anak untuk sekolah, bukan anak yang datang ke sekolah. Tetapi guru datang ke anak. Menurut saya home schooling termasuk dalam aliran pembelajaran humanistik karena anak dapt mengaktualisasikan dirinya dengan bebas tanpa tekanan dari lingkungan dan ia mencapai kesejahteraan Sehingga anak merasa tidak bosan dan pembelajaran menjadi menyenangkan.

Anonymous said...

Menurut saya home schooling termasuk dalam aliran humanistik, karena adanya di sini anak diberi kebebasan untuk menuangkan ekspresinya tanpa perlu terpaku pada aturan yang ada. anak bebas belajar dan mengaktualisasikan dirinya tanpa ada paksaan atau tekanan apapun.Homeschooling merupakan kegiatan belajar mandiri yang sangat fleksibel, tidak terikat pada tempat, sistem, buku, lembar kerja, pelaku maupun kondisi tertentu. home schooling ini menjadi alternatif pilihan karena masyarakat mulai menyadari bahwa sebenarnya pola pendidikan formal di Indonesia belum menyentuh substansi kebutuhan riil tantangan di era globalisasi yang harus di respon secara kualitatif oleh peserta didik dgn menyiapkan kompetensi yg relevan dan obyektif thdp kebutuhan skill ketika mereka beraktivitas.

Anonymous said...

menurut saya homeschooling termasuk aliran humanistik karena lebih mementingkan adanya rasa kemerdekaan dan tanggungjawab.prinsip yang nampak dalam kegiatan pembelajaran adalah pembelajaran humanistik cenderung medorong pemikiran induktif karena mementingkan pengalaman dan keterlibatan aktif dalam proses belajar.Homeschooling (sekolah rumah) saat ini mulai menjadi salah satu pilihan orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Pilihan ini terutama disebabkan oleh adanya pandangan atau penilaian orang tua tentang kesesuaian bagi anak-anaknya.

Bisa juga karena orang tua merasa lebih siap untuk menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anaknya di rumah. Ini banyak dilakukan di kota-kota besar, terutama oleh mereka yang pernah melakukannya ketika berada di luar negeri.

Sekolah rumah, menurut Ella Yulaelawati, direktur Pendidikan Kesetaraan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), adalah proses layanan pendidikan yang secara sadar, teratur dan terarah dilakukan oleh orang tua atau keluarga di mana proses belajar mengajar berlangsung dalam suasana yang kondusif.

Tujuannya agar setiap potensi anak yang unik dapat berkembang secara maksimal. Rumusan yang sama dikemukakan oleh Dr Seto Mulyadi, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, saat keduanya tampil berbicara dalam sebuah seminar di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Pembelajaran kreatif
Ella mengakui, ada beberapa alasan orang tua di Indonesia memilih sekolah rumah. Antara lain, dapat menyediakan pendidikan moral atau keagamaan, memberikan lingkungan sosial dan suasana belajar yang baik, dan dapat memberikan pembelajaran langsung yang konstekstual, tematik, nonskolastik yang tidak tersekat-sekat oleh batasan ilmu.

Menurut Seto, sekolah rumah memiliki keunggulan karena bimbingan dan layanan pengajaran dilakukan secara individual. Proses pembelajaran lebih bermakna karena terintegrasi dengan aktivitas sehari-hari. Lebih dari itu, waktunya pun lebih fleksibel karena dapat disesuaikan dengan kesiapan anak dan orang tua.

Seto mengatakan, menyelenggarakan sekolah rumah menuntut kemauan orang tua untuk belajar, menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, dan memelihara minat dan antusias belajar anak. Sekolah rumah juga memerlukan kesabaran orangtua, kerja sama antaranggota keluarga, dan konsisten dalam penanaman kebiasaan.

Seto menampik sejumlah mitos yang dinilainya keliru tentang homeschooling selama ini. Misalnya, anak kurang bersosialisasi, orang tua tidak bisa menjadi guru, orang tua harus tahu segalanya, orang tua harus meluangkan waktu 8 jam sehari, waktu belajar tidak sebanyak waktu belajar sekolah formal, anak tidak terbiasa disiplin dan seenaknya sendiri, tidak bisa mendapatkan ijazah dan pindah jalur ke sekolah formal, tidak mampu berkompetisi, dan homeschooling mahal. `'Itu keliru,'' ucapnya.

Teman belajar
Lalu, apa yang yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam menyelenggarakan sekolah rumah? Seto mengatakan, orang tua harus menjadikan anak sebagai teman belajar dan menempatkan diri sebagai fasilitator. `'Orang tua harus memahami bahwa anak bukan orang dewasa mini,'' tuturnya.

Anak, kata Seto, perlu bermain. Itu yang perlu dipahami oleh orang tua. Karena itu pula, orang tua tidak boleh arogan dengan menempatkan diri sebagai guru, tapi belajar bersama. Kalau tidak siap dengan itu, menurut Seto, lebih baik jangan menyelenggarakan sekolah rumah.

Orang tua, kata Seto lagi, tetap perlu terus menambah pengetahuan. Tidak mesti menguasai semua jenis ilmu. Yang penting, memiliki pemahaman tentang anak. Bila orang tua kurang mengerti pelajaran biologi atau matematika, misalnya, orang tua bisa mendatangkan guru untuk pelajaran tersebut dan belajar bersama anak. Dengan demikian, anak akan merasa tidak lebih rendah, tapi sebagai sahabat dalam belajar.

Bagaimana dengan kedua orang tua yang bekerja sehingga merasa tidak punya waktu untuk memberikan pembelajaran kepada anak dalam menyelenggarakan homeschooling? Seto mengatakan, itu tidak boleh menjadi alasan.

Sesibuk apa pun orang tua, tetap harus punya waktu untuk anak. `'Kalau tidak punya waktu, jangan punya anak,'' ucap psikolog yang juga menyelenggarakan homeschooling bagi anak sulungnya itu.

Pembelajaran sekolah rumah sebaiknya menyesuaikan dengan standar kompetensi yang telah ditentukan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Ini agar sejalan dengan pertumbuan dan kemampuan anak, di samping dapat diikutkan dalam evaluasi dan ujian yang diselenggarakan secara nasional. Standar kompetensi menjadi panduan yang harus dimiliki seorang anak pada kelas tertentu. Anak kelas VI SD atau setara, misalnya, minimal sudah harus menguasai pelajaran matematika sampai batas tertentu pula. Standar kompetensi ini, kata Seto, dapat diperoleh di Dinas Pendidikan yang ada di daerah masing-masing.

Evaluasi bagi anak yang mengikuti homeschooling dapat dilakukan dengan mengikutkan pada ujian Paket A yang setara dengan SD atau Paket B setara SMP. Pada dasarnya, kata Seto, dapat pula dilakukan dengan menginduk ke sekolah formal yang ada untuk proses evaluasi. Menurut dia, harusnya ini bisa dilakukan karena sekolah rumah bukan sekolah liar. Homeschooling seusai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas).

Anonymous said...

Saya setuju dengan pendapat teman-teman bahwa homeschooling termasuk aliran HUMANISTIK, karena apa? Karena seperti yang teman-teman katakan adanya kebebasan dalam kegiatan belajar.Dan kebebasan inilah yang mendorong anak lebih nyaman dalam belajar sehingga apa yang ia pelajari begitu mudah direkam dalam ingatannya, tidak ada pengekangan dan peraturan yang memberatkan anak dalam kegiatan belajarnya. Selain itu dalam homeschooling dilakukan pendekatan personal, sehingga lebih mudah mengetahui masalah apa yang dihadapi anak dalam belajarnya. Disamping sarana yang digunakan akan selalu memadai karena homeschooling hanya diikuti oleh sedikit anak.

Mely_niezt said...

meliana fuadifah/4101407012
Saya juga ikut berpendapat demikian, homeschooling termasuk aliran humanisme. karena homeschooling itu mempunyai prinsip yang sama dengan humanisme yang bertujuan memanusiakan manusia. anak yang berhasil dalam belajar,jika ia dapat mengatualisasikan dirinya dengan lingkungan maka pengalaman dan aktivitas si belajar.dan anak cenderung berfikir induktif.dan tidak mempunyai teori belajar khusus.

Anonymous said...

nama: rifa atul m.
nim:4101407025
username di groups:ifa_cyan_g21

Menurut saya homeschool merupakan salah satu bentuk - pembelajaran aliran humanistik. hal ini karena pada homeschooling, peserta didiknya diberikan kebebasan yang bertanggungjawab untuk mengembangkan bakat dan minatnya. sejalan dengan tujuan pendidikan yakni untuk memenusiakan manusia agar mampu mengaktualisasi diri sebaik-baiknya, maka para peserta homecschool diberikan arahan untuk dapat memahami lingkungan dan dirinya sendiri. mereka bebas memilih materi yang ingin mereka pelajari sesuai bakat, minat, dan cita-cita mereka. homeschool tidak mempunyai teori belajar khusus tapi bersifat ekletik, artinya hanya mengambil teori yang sesuai asal tujuan pembelajaran tercapai, homeschool mendorong anak untuk berfikir induktif karena mementingkan faktor pengalaman dan keterlibatan aktif dalam proses belajar.

Anonymous said...

Hesti Darmayanti/ 4301405095/ rombel 33

Sekarang ini sedang trend pendidikan alternatif atau home schooling (HS). Kita bisa menyebutkan beberapa contoh dari kalangan selebriti seperti Nia Ramadhani, Kak Seto, Neno Warisman, dan beberapa nama lainnya yang memilih alternatif HS ini.Dengan adanya peraturan pemerintah yang menfasilitasi sekolah rumah menjadi salah satu program pendidikan kesetaraan maka homeschooling setara dengan pendidikan formal di sekolah umum.

Menurut saya home schooling atau pembelajaran di rumah termasuk dalam aliran humanistik karena peserta didik Mementingkan rasa kemerdekaan dan tanggung jawab. Tujuan pendidikan adalah untuk "memanusiakan manusia" agar manusia mampu mengaktualisasi diri sebaik-baiknya. Aliran ini tidak mempunyai teori pembelajaran khusus tetapi hanya bersifat ekletik, dalam arti mengambil teori yang sesuai (kognitif) asal tujuan pembelajaran tercapai. Prinsip yang terlihat cenderung mendorong anak berfikir induktif karena mementingkan faktor pengalaman dan keterlibatan aktif dalam proses belajar.
Metode home schooling group ini dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat karena dalam pelaksanaannya bersifat dinamis, dapat bervariasi sesuai dengan keadaan sosial ekonomi orang tua. Di Indonesia sendiri minat orang tua menyelenggarakan homeschooling ini juga semakin besar, apalagi dengan fakta bahwa pergaulan bebas dan narkoba sudah menjadi bagian dari gaya hidup anak muda Indonesia.

Ada banyak kelebihan dari Homeschooling dibandingkan sekolah umum, diantaranya kita dapat menyediakan pendidikan keagamaan dan akhlak secara lebih intensif kepada anak kita. Kita juga dapat menciptakan lingkungan sosial dan suasana belajar yang lebih baik dan sesuai dengan anak kita. Kemudian, dapat memberikan kehangatan dan proteksi dalam pembelajaran (bagi anak yang sakit atau cacat), dan melindungi anak kita dari penyakit sosial yang terjadi di masyarakat. Yang paling penting adalah kita dapat membekali anak kita dengan ketrampilan khusus yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan di masyarakat serta memberikan pembelajaran langsung secara kontekstual, tematik, ataupun nonscholastik dimana tidak tersekat oleh batasan ilmu. Karena terbatasnya jumlah peserta didik maka tutor bisa langsung fokus pada potensi masing-masing peserta didik. Kita mengarahkan sesuai dengan bakat dan potensi peserta didik masing-masing. Mereka yang mengikuti HS nanti bisa mengikuti ujian kesetaraan sehingga lulus mempunyai ijazah dan itu diakui pemerintah.Peserta didik juga akan mendapatkan ijazah yang sama nilainya dengan ijazah sekolah formal jika dapat lulus ujian persamaan yang dilakukan oleh Depdiknas. Bahkan dapat diakui secara internasional seperti yang dialami oleh anak kandung kak seto yang sekarang melanjutkan sekolahnya di Singapore setelah lulus sekolah rumah.

Kelemahannya antara lain tidak ada kompetisi atau persaingan. Proteksi berlebihan dari orang tua dapat memberikan efek samping ketidakmampuan menyelesaikan situasi dan masalah sosial yang kompleks yang tidak terprediksi, ada resiko kurangnya kemampuan bekerja dalam tim (team work), organisasi dan kepemimpinan, memiliki kompleksitas yang lebih tinggi karena orangtua harus bertanggung jawab atas keseluruhan proses pendidikan anak

Anonymous said...

Homeschooling termasuk dalam aliran pembelajran neo humanis, yaitu : suatu aliran pembelajaran yang menekankan pada pendidikan kepada keseluruhan bagian-bagian yang membentuk anak-anak itu, bukan hanya menghafalkan informasi dan menjejalkannya kepada intelek, atau melatih anak menjadi robot agar guru atau orang tua menjadi senang karena anak itu akan mengeluarkan jawaban-jawaban yang dikehendaki yang dikatakan sebagai “benar”.
Homeschooling dikatakan termasuk dalam aliran pembelajaran neo humanistik karena :
Pilihan program pendidikannya fleksibel dan bervariasi, tidak terikat waktu dan tempat.
Karena sifatnya fleksibel inilah, memungkinkan anka mendapat layanan pendidikan yang bersifat individual dan sesuai dengan keunikannya (sesuai dengan bakat dan minat), sehingga memungkinkan anak tersebut mengembangkan potensinya secara maksimal.
Metode Pembelajarannya menyesuaikan kebutuhan dan keinginan anak.
Hal ini mampu menciptakan suasana belajar yang lebih joyfull, lebih apresiatif, terhadap kreativitas dan daya kritis siswa. Selain itu, dapat memotivasi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thingking) dan orientasinya pada product development ketimbang sekedar recalling atau memorizing.
Materi pembelajarannya bisa sangat variatif dan berpusat pada anak (tergantung pada apa yang ingin dan apa yang mampu dipelajarai anak). Sehingga mampu mengahadirkan sumber belajar yang lebih kaya dan variatif.

Anonymous said...

Homeschooling termasuk dalam aliran pembelajran neo humanis, yaitu : suatu aliran pembelajaran yang menekankan pada pendidikan kepada keseluruhan bagian-bagian yang membentuk anak-anak itu, bukan hanya menghafalkan informasi dan menjejalkannya kepada intelek, atau melatih anak menjadi robot agar guru atau orang tua menjadi senang karena anak itu akan mengeluarkan jawaban-jawaban yang dikehendaki yang dikatakan sebagai “benar”.
Homeschooling dikatakan termasuk dalam aliran pembelajaran neo humanistik karena :
Pilihan program pendidikannya fleksibel dan bervariasi, tidak terikat waktu dan tempat.
Karena sifatnya fleksibel inilah, memungkinkan anka mendapat layanan pendidikan yang bersifat individual dan sesuai dengan keunikannya (sesuai dengan bakat dan minat), sehingga memungkinkan anak tersebut mengembangkan potensinya secara maksimal.
Metode Pembelajarannya menyesuaikan kebutuhan dan keinginan anak.
Hal ini mampu menciptakan suasana belajar yang lebih joyfull, lebih apresiatif, terhadap kreativitas dan daya kritis siswa. Selain itu, dapat memotivasi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thingking) dan orientasinya pada product development ketimbang sekedar recalling atau memorizing.
Materi pembelajarannya bisa sangat variatif dan berpusat pada anak (tergantung pada apa yang ingin dan apa yang mampu dipelajarai anak). Sehingga mampu mengahadirkan sumber belajar yang lebih kaya dan variatif.

www.nurmasiyamita.blogspot.com said...

Homeschooling adalah alternatif pendidikan lain dari organisasi sekolah. Anak belajar dibawah pengawasan orang tuanya. Anak dan orangtuanya yang akan menentukan isi atau materi pelajaran mereka. Mereka pun memiliki kontrol penuh akan isi pelajarannya. Perlu ditekankan, homeschool bukanlah memindahkan sekolah ke rumah. Kegiatan belajar mengajar agak berbeda dengan di sekolah. Orang tua pun tidak perlu selalu menjadi guru tetapi orang tua lebih berperan sebagai fasilitator. Tujuan pendidikan untuk anak adalah agar membuat anak love to learn, cinta belajar, bukan demi menciptakan anak jenius yang menguasai semua bahan yang diajarkan.Menurut saya ini merupakan bisa termasuk aliran pembelajaran humanistik dimana anak dapt mengaktualisasikan dirinya dengan bbas tanpa karena tekanan dari lingkungan ia mencapai kesejahteraan.Sehingga anak merasa enjoy dalam belajar.
tetapi menurut saya lagi, homeschool ini dapat termasuk kedalam aliran pembelajaran mana saja,
behavioristik: materi belajarnya berasal dari dan ditujukan untuk membentuk tingkah laku siswa.
humanistik, tadi sudah diterangkan.
kognitif: berangkat dari aspek kognitif siswa, materi pembelajarannya disesuaikan dengan kemampuan kognitif siswa.
kontruktifisme: karena homeschool juga merupakan gabungan dari aspek-aspek kognitif, psikomotorik, dan juga afektik
dari siswa. Disini guru atau juga orang tua berperan nendidik, mengajar dan melatih siswa atau anaknya.

Anonymous said...

Jika ditinjau dari sudut pandang teori pembelajaran, homeschooling termasuk dalam aliran pembelajaran humanistik karena dalam teori pembelajaran tersebut homeschooling sangat dipengaruhi pandangan filsafat pendidikan humanisme yang sangat mementingkan adanya rasa kemerdekaan dan tanggung jawab peserta didik. Dimana seseorang mampu mengaktualisasi dirinya dengan bebas tanpa tekanan lingkungan. Prinsip yang nampak dalam kegiatan pembelajaran homeschooling adalah pembelajaran humanistik.Dimana lebih cenderung mendorong anak untuk berpikir induktif dan mementingkan faktor pengalaman dan keterlibatan aktif dalam proses belajar. Sehingga, anak akan lebih kreatif.

Anonymous said...

Menurut saya HS termasuk dalam humanis. Karena HS ini menyesuaikan dengan kebutuhan anak, fleksibel, bervariasi, tidak kaku, tidak terikat tempat dan waktu. HS berpusat pada anak, dari gaya belajar, kurikulum dan materi disesuaikan dengan minat anak, ini merupakan kelebihan dari HS. Kekurangannya, saat ini HS masih dianggap hanya milik kaum berada karena memang membutuhkan dana yang lebih, cenderung menghasilkan anak yang egois dengan sedikitnya interaksi dengan anak lain karena HS memang cenderung bersifat pembelajaran individual.

wiwin agustin said...

wiwin agustin
5401406070
pkk tata boga s1

pengertian home school yang dilihat dari teori pembelajaran adalah :


homeschooling termasuk dalam aliran pembelajaran humanistik dan merupakan alternatif pendidikan lain dari organisasi sekolah karena dalam teori pembelajaran tersebut homeschooling sangat dipengaruhi pandangan filsafat pendidikan humanisme yang sangat mementingkan adanya rasa kemerdekaan dan tanggung jawab peserta didik. Dimana seseorang mampu mengaktualisasi dirinya dengan bebas tanpa tekanan lingkungan.


kelebihan homeschooling :


1.lebih ekonomis karena biaya pendidikan dapat menyesuaikan dengan kondisi keuangan keluarga.
2.memberikan peluang kemandirian dan kreativitas individual yang tidak didapatkan di sekolah umum
3.memaksimalkan potensi anak, tanpa harus mengikuti standar waktu yang ditetapkan sekolah.
4.siap terjun pada dunia nyata. karena output sekolah rumah lebih siap terjun pada dunia nyata proses pembelajarannya berdasarkan kegiatan sehari-hari yang ada di sekitarnya.
5.Ada kesesuaian pertumbuhan anak dengan dengan keluarga. Relatif terlindung dari hamparan nilai dan pergaulan yang menyimpang.
6.sesuai dengan kebutuhan anak dan kondisi keluarga


kelemahan-kelemahannya homeschooling:



1. membutuhkan komitmen dan tanggung jawab tinggi dari orang tua.
2. memiliki kompleksitas yang lebih tinggi karena orangtua harus bertanggung jawab atas keseluruhan proses pendidikan anak.
3. keterampilan dan dinamika bersosialisasi dengan teman sebaya relatif rendah;
4. ada resiko kurangnya kemampuan bekerja dalam tim (team work), organisasi dan kepemimpinan;
5. proteksi berlebihan dari orang tua dapat memberikan efek samping ketidakmampuan menyelesaikan situasi dan masalah sosial yang kompleks yang tidak terprediksi.

Laily_RL said...

home schooling merupakan sebuah pembelajaran dirumah,,
biasanya masyarakat memilihnya karena faktor kenyamanan, atau kurang puasnya masyarakat terhadap sistem pend.formal dan pemehaman yang diperoleh akan lebih maksimal karena guru secara intensif melihat perkembangan siswa.
hanya saja terkadang sikap atau jiwa sosial anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sangat kurang.

pend.kimia
4301407002

Anonymous said...

tri maryani,mengatakan:
home schooling merupakan sistem pembelajaran yang di lakukan di rumah karena sistem ini lebih efektif yang mana orang tua secara langsung memantau proses pembelajaran. sistem ini ditentukan langsung oleh orang tua karena orang tua mengerti atas bakat dan kemampuan anak mereka. jadi disini orang tua benar-benar berperan langsung dengan proses pembelajaran tersebut.ditinjau dari sudut pandang teori pembelajaran, homeschooling termasuk dalam aliran pembelajaran humanistik karena dalam teori pembelajaran tersebut homeschooling sangat dipengaruhi pandangan filsafat pendidikan humanisme yang sangat mementingkan adanya rasa kemerdekaan dan tanggung jawab peserta didik. Dimana seseorang mampu mengaktualisasi dirinya dengan bebas tanpa tekanan lingkungan. Prinsip yang nampak dalam kegiatan pembelajaran homeschooling adalah pembelajaran humanistik.Dimana lebih cenderung mendorong anak untuk berpikir induktif dan mementingkan faktor pengalaman dan keterlibatan aktif dalam proses belajar.jadi dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa home schooling merupakan sistem pembelajaran yang lebih efektif di bandingkan sistem pembelajaran formal/sekolah.

Anonymous said...

TriMaryani
5401406052
pkk.busana s1

tri maryani,mengatakan:
home schooling merupakan sistem pembelajaran yang di lakukan di rumah karena sistem ini lebih efektif yang mana orang tua secara langsung memantau proses pembelajaran. sistem ini ditentukan langsung oleh orang tua karena orang tua mengerti atas bakat dan kemampuan anak mereka. jadi disini orang tua benar-benar berperan langsung dengan proses pembelajaran tersebut.ditinjau dari sudut pandang teori pembelajaran, homeschooling termasuk dalam aliran pembelajaran humanistik karena dalam teori pembelajaran tersebut homeschooling sangat dipengaruhi pandangan filsafat pendidikan humanisme yang sangat mementingkan adanya rasa kemerdekaan dan tanggung jawab peserta didik. Dimana seseorang mampu mengaktualisasi dirinya dengan bebas tanpa tekanan lingkungan. Prinsip yang nampak dalam kegiatan pembelajaran homeschooling adalah pembelajaran humanistik.Dimana lebih cenderung mendorong anak untuk berpikir induktif dan mementingkan faktor pengalaman dan keterlibatan aktif dalam proses belajar.jadi dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa home schooling merupakan sistem pembelajaran yang lebih efektif di bandingkan sistem pembelajaran formal/sekolah.

Anonymous said...

home schooling merupkn salah satu alternatif pembelajaran yang marak diterapkan diindonesia saat ini.kelabihan dari pembelajaran home schooling adalah siswa bebas menetukan jadual serta materi pelajaran yang mereka dapatkan tidak terpaku pada sistem pelajaran disekolah, mereka bebas memperoleh banyakmateri dari berbagai sumber, jadi menurut saya pembelajaran home schooling lebih mendekati ke aliran konstruktivisme. siswa bisa memperoleh informasi sebanyak mungkin dan tdk terpaku hanya pada materi yang diberikan guru.
diah indriyani (4301405084)
chuiyin_niez@yahoo.com

Anonymous said...

ENI LESTARI,2102407098,Pend.Bhs.Jawa
Jika ditinjau dari sudut pandang teori pembelajaran, homeschool termasuk aliran pembelajaran humanistik. Karena homeschool sangat mementingkan adanya rasa kemerdekaan dan tanggung jawab. Bila seseorang mampu memgaktualisasi dirinya dengan bebas tanpa karena tekanan lingkungan,ia akan mencapai kesejahteraan,karena ia dapat mengaktualisasikan diri sebaik-baiknya. Homeschool dapat menjadikan si belajar memahami lingkungan dan dirinya sendiri. Homeschool tidak mempunyai teori belajar khusus,tetapi hanya bersifat ekletik,dalam arti mengambil teori yang sesuai(kognitif) asal tujuan pembelajaran tercapai. Homeschool cenderung mendorong anak untuk berfikir induktif,karena mementingkan faktor pengalaman dan keterlibatan aktif dalam proses belajar. Hal ini sesuai dengan aliran pembelajaran Humanistik.

Anonymous said...

menurut korina , homeschooling yang sedang marak akhir - akhir ini termasuk ke dalam aliran pembelajaran humanistik .Karena dalam homeschooling yang terpenting adalah kemerdekaan .Tiap individu di beri tanggung jawab untuk mengembangkan diri ini sesuai denga aliran humanistik Seseorang mampu mengaktualisasikan dirinya dengan bebas tanpa tekanan lingkungan dan ia akan mencapai kesejahteraan.Dalam pembelajaran ini mengambil teoriyang sesuai ( kognitif ) asal tujuan pembelajaran tercapai.Prinsip ini cenderung mementingkan faktor pengalaman dan keterlibatan aktif dalam proses belajar.
Nama : korina puspitasari
NIM :4101407031
e -mail : kar3n_pedrosa@yahoo.com

Anonymous said...

Menurut saya, home schoolimg yang akhir-akhir ini marak diterapkan di Indonesia adalah termasuk ke dalam konsep pembelajaran humanistik karena home schooling seorang anak bebas untuk mengekspresikan dirinya. Dalam home shooling siswa diberikan arahan untuk mencapai apa yang ingin dia ketahui tapi anak tersebutlah yang mengatur apa yang inggin ia pelajari sendiri bukan gurunya atau pengajarnya. Jadi dengan home schooling siswa merdeka untuk melakukan apa yang ingin diketahuinya tapi tentu saja dengan bimbingan dari pengajarnya.
( Melia Juniarti/4101407021/Pend. Matematika 1A)

Anonymous said...

HS termasuk aliran humanistik,salah satu unsurmya adalah merdeka,merdeka dalam artian lebih bebas atau dapat lebih fleksibel dibanding dengan bersekolah d sekolah2 umum,bebas atau fleksibel mencakup tempat belajar,metode belajar,aturan2 dlm belajar dll,yang perlu d khawatirkan adalah fungsi sosial dari siswa HS yang cenderung lebih eksklusif, bagaimana kepekaan sosial mereka???,bila pergaulan sosial mereka kurang,padahal pergaulan sosial d sekolah2 dengan teman2 sangat baik & bagus untuk membentuk pribadi seseorang untuk berjiwa sosial

Anonymous said...

Home Schooling, salah satu sistem pembelajaran yang sudah mulai diterapkan di Indonesia. Home Schooling merupakan salah satu sistem pembelajaran yang dilakukan di rumah. Home Schooling termasuk dalam aliran Humanistik karena Home Schooling menggunakan kemerdekaan dan rasa tanggung jawab dalam proses pembelajarannya. Dalam sistem ini, siswa bebas dan aktif dalam mempelajari sebuah materi. Orang tua juga akan lebih mudah dalam mengontrol pergaulan anaknya karena mereka belajar di rumah sendiri. Tapi, anak akan mempunyai sikap sosial yang kurang karena tidak bergaul dengan teman-teman seperti jika di sekolah yang formal.

Anonymous said...

Nama :Taufiq
Nim :5301407027
Prodi :Pend teknik elektro
Menurut saya homeschooling termasuk aliran humanistik.karena memberikan kebebasan kepada siwa dalam proses pembelajaranya.karena siswa yang ini diberi kebebasan untuk belajar dirumah tanpa harus repot-repot pergi kesekolah.yang terpenting adalah orang tuanya harus selalu memantau secara terus menerus perkembangan anaknya.harus mampu memahami kelebihan dan bakat yang dimiliki oleh anaknya sehingga anaknya mampu mengembangkan diri.akan tetapi kekurangan dari anak yang menggunakan homeschooling ini adalah perkembangan ssecara psikologinya karena anak ini kurang bergaul dengan orang lain seperti anak-anak yang bersekolah.anak ini akan mempunyai kecenderungan kurang mampu dalam bergaul.

Anonymous said...

Menurut saya homeschooling adalah salah satu sistem pembelajaran yang humanistik.Dan sistem pembelajaran homescooling ini dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat Di Indonesia,karena homescooling ini efektif.karena orang tua secara langsung mengawasi belajar mengajar anaknya.Jadi si anak mempunyai kebebasan untuk menentukan jadwal pelajaran,karena pembelajaran dilakukan dirumah.

NURMALITASARI 5401407063
PEND,TATA BUSANA S1

Anonymous said...

yusron_chem@yahoo.co.id
4301405086
rombel 33

Homeschooling

Istilah Homeschooling sendiri berasal dari bahasa Inggris berarti sekolah rumah. Homeschooling berakar dan bertumbuh di Amerika Serikat. Homeschooling dikenal juga dengan sebutan home education, home based learning atau sekolah mandiri. Pengertian umum homeschooling adalah model pendidikan dimana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya. Memilih untuk bertanggungjawab berarti orangtua terlibat langsung menentukan proses penyelenggaraan pendidikan, penentuan arah dan tujuan pendidikan, nilai-nilai yang hendak dikembangkan, kecerdasan dan keterampilan, kurikulum dan materi, serta metode dan praktek belajar (bdk. Sumardiono, 2007:4).



Peran dan komitmen total orangtua sangat dituntut. Selain pemilihan materi dan standar pendidikan sekolah rumah, mereka juga harus melaksanakan ujian bagi anak-anaknya untuk mendapatkan sertifikat, dengan tujuan agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Banyak orang tua Indonesia yang mempraktekkan homeschooling mengambil materi pelajaran, bahan ujian dan sertifikat sekolah rumah dari Amerika Serikat. Sertifikat dari negeri paman Sam itu diakui di Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional) sebagai lulusan sekolah Luar Negeri (Kompas, 13/3/2005).



Dalam Pendidikan Nasional

Departemen Pendidikan Nasional menyebut sekolah-rumah dalam pengertian pendidikan homeschooling. Jalur sekolah-rumah ini dikategorikan sebagai jalur pendidikan informal yaitu jalur pendidikan keluarga dan lingkungan (pasal 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional – Sisidiknas No. 20/2003). Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Meskipun pemerintah tidak mengatur standar isi dan proses pelayanan pendidikan informal, namun hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal (sekolah umum) dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan (pasal 27 ayat 2).



Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Juga dijelaskan sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional (pasal 1).



Berdasarkan definisi pendidikan dan sistem pendidikan nasional tersebut, sekolah rumah menjadi bagian dari usaha pencapaian fungsi dan tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

*

Teori Inteligensi ganda

Salah satu teori pendidikan yang berpengaruh dalam perkembangan homeschooling adalah Teori Inteligensi Ganda (Multiple Intelligences) dalam buku Frames of Minds: The Theory of Multiple Intelligences (1983) yang digagas oleh Howard Gardner. Gardner menggagas teori inteligensi ganda. Pada awalnya, dia menemukan distingsi 7 jenis inteligensi (kecerdasan) manusia. Kemudian, pada tahun 1999, ia menambahkan 2 jenis inteligensi baru sehingga menjadi 9 jenis inteligensi manusia. Jenis-jenis inteligensi tersebut adalah:Inteligensi linguistik; Inteligensi matematis-logis; Inteligensi ruang-visual; Inteligensi kinestetik-badani; Inteligensi musikal; Inteligensi interpersonal; Inteligensi intrapersonal; Inteligensi ligkungan; dan Inteligensi eksistensial.



Teori Gardner ini memicu para orang tua untuk mengembangkan potensi-potensi inteligensi yang dimiliki anak. Kerapkali sekolah formal tidak mampu mengembangkan inteligensi anak, sebab sistem sekolah formal sering kali malahan memasung inteligensi anak.

(Buku acuan yang dapat digunakan mengenai teori inteligensi ganda ini dalam bahasa Indonesia ini, Teori Inteligensi Ganda, oleh Paul Suparno, Kanisius: 2003).



*

Sosok homeschooling terkenal

Banyaknya tokoh-tokoh penting dunia yang bisa berhasil dalam hidupnya tanpa menjalani sekolah formal juga memicu munculnya homeschooling. Sebut saja, Benyamin Franklin, Thomas Alfa Edison, KH. Agus Salim, Ki Hajar Dewantara dan tokoh-tokoh lainnya.

Benyamin Franklin misalnya, ia berhasil menjadi seorang negarawan, ilmuwan, penemu, pemimpin sipil dan pelayan publik bukan karena belajar di sekolah formal. Franklin hanya menjalani dua tahun mengikuti sekolah karena orang tua tak mampu membayar biaya pendidikan. Selebihnya, ia belajar tentang hidup dan berbagai hal dari waktu ke waktu di rumah dan tempat lainnya yang bisa ia jadikan sebagai tempat belajar.

Anonymous said...

VISCARIA MUFTIANA
4101404541
PENDIDIKAN MATEMATIKA
Menurut saya home school termasuk dalam aliran pembelajaran humanistik, dalam pembelajaran ini dapat dilakukan oleh keluarga dan diri sendiri. Karena dalam pembelajaran ini lebih dipengaruhi oleh pandangan filsafat pendidikan humanisme. Dalam dasar pendidikan humanistik ini sangat mementingkan adanya rasa kebebasan dan tanggung jawab. Bila seseorang mampu mengaktualisasikan dirinya dengan bebas tanpa tekanan dari lingkungan sekitar maka, ia akan mencapai kesejahteraan. untuk itu pembelajara hendaknya menjadikan seseorang itu dapat memahami lingkungan dn dirinya sendiri. Dalam kegiatan pembelajaran ini cenderung mendorong anak untuk berfikir indiktif, karena mementingkan faktor pengalaman dan keterlibatan aktif dalam proses belajar

Anonymous said...

Menurut saya homescool termasuk dalam aliran pembelajaran behavioristik karena dalam pembelajaran ini peserta didik benar - benar belajar dari kebiasaannya sendiri dan menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat bantunya..
homescool yang merupakan pendidikan non formal ini akan membentuk suatu karakteristik yang berbeda dari aliran yang lain dikarenakan karakter yang terbentuk ini adalah karakter yang terbentuk dengan sendirinya melalui kebiasaan peserta didik dengan lingkungan..

Arga said...

Homeschool merupakan aliran pembelajaran kreatif. Karena homeschool disini adalah sistem belajar sendiri, prosesnya si anak dituntun membaca dari buku teks yang tersedia layaknya disekolah umum. Didalam proses belajarnya, ada latihan yang harus dikerjakan, ada tes yang harus diselesaikan kalau mau naik kelas serta berbagai kegiatan lainnya yang pada intinya sama dengan kegiatan disekolah.