Google
 

Thursday, December 13, 2007

Latihan 6 (Teori Pembelajaran).

Dalam pembelajaran partisipatorik siswa dituntut untuk ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Tetapi ada kalanya siswa merasa malu atau tidak percaya diri untuk ikut ambil bagian. Bagaimana cara mengatasinya ? (Tri Anjani/2102407052)

56 comments:

Emy Dyah N. F said...

Ketidak-PDan siswa untuk ikut ambil bagian dalam pembelajaran memang sangat sulit untuk diatasi. Hal ini sangat bergantung pada siswa itu sendiri. Tapi ketidak-PDan tersebut mungkin akan berkurang apabila sang guru terus memaksa siswa untuk melakukan presentasi-presentasi di depan kelas yang mau tidak mau semua siswa harus ikut. Dan agar semua siswa berperan dalam presentasi tersebut, sebaiknya setiap anggota dari kelompok yang di depan meempresentasikan materinya di setiap meja kelompok yang lain. Jadi setiap anggota harus benar-benar mengerti mengenai materi yang akan dipresentasikan dan harus berani menyampaikan di muka kelompok lain.

Vina Mariana said...

Vina Mariana (2201407003/ Pendidikan Bahasa Inggris/ Fakultas Bahasa dan Seni UNNES/ Rombel 9/ B1 207/ 201-202)
Pembelajaran Parsipatorik adalah model pembelajaran di mana para siswa belajar sambil melakoni (learning by doing).
Hanya saja dalam pembelajaran ini kadang kala sebagian siswa merasa malu atau tidak percaya diri untuk mengambil bagian dalam aktivitas kelas.
Cara mengatasi hal tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan Teknik Latihan Melawan Malu (Shame Attacking Training).
Yaitu siswa yang malu tersebut diberi sesuatu tugas atau latihan oleh guru atau teman kelompoknya. Karena kalau tidak diberi tugas biasanya dia malu untuk berpartisipasi dalam aktivitas kelas.
Contohnya: Siswa yang malu tersebut dilibatkan sebagai moderator dalam diskusi kelas. Atau ditunjuk untuk mewakili kelompoknya menyampaikan pendapat kelompok.
2. Menggunakan Teknik Berkeliling (Round Playing Technique)
Yaitu seorang siswa disuruh oleh guru untuk mengucapkan kata-kata tertentu kepada masing-masing anggota kelompok sambil berkeliling.
Contohnya: Siswa tersebut disuruh mengucapkan kata-kata: "Mestinya saya akan berpartisipasi dalam aktivitas kelas ini, tetapi saya malu." Ucapan tersebut dijawab oleh masing-masing anggota kelompok dengan: "Tidak apa-apa, tidak usah malu, ini kan kamu sudah berani."
Dengan teknik-teknik ini diharapkan tidak ada lagi siswa yang merasa malu untuk berpartisipasi dalam Pembelajaran Partisipatorik.

Anonymous said...

siswa malu atau tidak percaya diri untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan pembelajaran, hal ini memang telah menjadi watak yang sulit untuk diubah. untuk itu guru harus pintar untuk mengajak siswa tersebut aktif dalam pembelajaran, yaitu berikan pertanyaan yang sekiranya mudah untuk dijawab, bila siswa tersebut bisa menjawab saja, meskipun jawabannya kurang benar, katakan saja "bagus sekali jawabannya, siapa yang sependapat dengan budi, tolong angkat tangan", sehingga siswa tersebut merasa PD. kalau siswa tersebut diberi pertanyaan yang sesering mungkin, maka siswa tersebut lama-kelamaan akan menguasai kelas dan menganggap bahwa teman-temannya itu sama seperti dirinya. guru tidak boleh menyalahkan jawaban lantas memvonis bahwa siswa tersebut bodoh. hal ini akan mengakibatkan siswa hilang rasa PDnya.

Anonymous said...

Diah Rahmawati (4101407024/Pend Mateematika 1A)
Rasa malu atau kurang PD dalam siswa memang merupakan salah satu penghambat keberhasilan proses pendidikan. Namun menurut saya hal ini dapat diatasi dengan beberapa cara, diantaranya adalah yang pertama guru harus menjalakan metode pembelajaran presentasi, diskusi dan sebagainya yang menyebabkan siswa dituntut untuk aktif berbicara, mengemukakan pendapat, bertanya, maupun menjawab. dengan adanya metode pembelajaran ini diharapkan siswa dapat melatih dirinya untuk membiasakan diri berbicara di depan umum dan lama kelamaan perasaan malu itu akan hilang dengan sendirinya.
Cara yang kedua yaitu yaitu dengan mengadakan suatu forum dimana siswa dapat berpartisipasi aktif tanpa harus menimbulkan rasa malu. Contohya adalah seperti dalam forum millis ini. dalam forum ini kita bisa bertanya, menanggapi pertanyaan, mengemukakan pendapat dan lain lain tanpa adanya rasa tidak PD.

Anonymous said...

Dalam pembelajaran partisipatorik dimana siswa dituntut untuk ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran apabila ada siswa yang merasa malu atau tidak percaya diri untuk ikut ambil bagian maka sebagai seorang guru harus mampu untuk membangkitkan semangat siswa tersebut untuk bertanya misalnya guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa dapat aktif, atau mungkin guru dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan yang nantinya keaktifan siswa dapat muncul . Disini peran guru sangat penting dimana dituntut kreativitas dari guru untuk dapat mengajtifkan siswanya.

Anonymous said...

Agar seorang siswa tidak merasa malu atau tidak percaya diri sebaiknya seorang pengajar menciptakan suasana belajar yang nyaman dan tidak cenderung monoton. Pengajar sebaiknya berusaha untuk membaur dengan siswa, sehingga meraka tidak akan malu lagi dalam mengikuti dan aktif dalam KBM. Sebaiknya pengajar juga membiasakan siswanya untuk tampil didepan umum dalam bentuk forum diskusi maupun dengan memberikan tugas-tugas presentasi. Dengan demikian siswa akan terlatih untuk berbicara di muka umum, sehingga mereka tidak akan malu lagi.
ERNA MARTIANI
4401407068

Anonymous said...

Memang rasa malu atau ketidak-PD-an seorang siswa dalam menyampaikan apa yang ada di pikirannya, itu banyak terjadi terutama dalam forum-forum yang memang dibutuhkan ketrampilan dalam berbicara.Menurut saya,peran seorang guru dalam kelas saja tidak cukup untuk mengatasinya.Dibutuhkan kerja sama dari beberapa pihak seperti guru BK, wali kelas, teman-temannya,orang tua, dan yang lebih penting lagi adalah dari dalam diri si anak itu sendiri agar mau mengubah sikapnya. Apabila si anak tidak mau berkonsultasi dengan guru BK,maka guru yang mengajar atau wali kelas dapat mengajukannya karena guru tersebut pasti mengetahui karakter si anak tersebut(misalnya kurang aktif dalam KBM).Dari pihak teman-temannya dapat memberi motivasi pada saat forum berlangsung,seperti"ayo,kamu pasti bisa,kamu pasti berani,jangan menyerah dulu,go..go...".Apabila lingkungan sudah mendukung segitu hebatnya,apa kita tidak mau membahagiakan mereka dengan mengubah sikap kita?tentunya akan timbul dalam diri kita untuk melakukan hal itu.Maka dari itu,untuk mengatasi sifat tersebut kita harus memulainya dari dalam diri kita sendiri.kalau dari diri kita sudah tidak ada kemauan untuk mengubah sikap,maka orang yang ada di sekitar juga akan merasa sungkan untuk membantu kita.

Anonymous said...

setiap siswa mempunyai karakter yang berbeda-beda. bila memang siswa mempunyai watak pemalu sebaiknya guru mengadakan suatu kegiatan yang dapat memicu keaktifan siswa, misalnya dengan metode diskusi atau presentasi. dengan kegiatan ini siswa yang pemalu setidaknya mencoba tampil di depan teman-temannya. namun, bila memang sifat ini tidak dapat dirubah, guru dapat menggunakan metode lain yang tidak menuntut siswa untuk tampil di depa umum, misalnya saja dengan memberikan tugas berupa pembuatan karya ilmiah. siswa yang sebenarnya pandai tetapi pemalu dapat memanfaatkan kegiatan ini untuk menyalurkan bakatnya.

Anonymous said...

pembelajaran partisipatorik merupakan prinsip dasar model pembelajaran portofolio..dalam model belajar portofolio siswa dituntut aktif dalm pembelajaran..untuk mengatasi siswa yang malu dapat disiasati guru dengan motivasi misalnya pemberian nilai tambah. selain itu juga dapat dengan menciptakan suasana belajar yang menyengkan, dimana guru yang ramah, dan bersahabat dengan siswa sangat diperlukan.

Anonymous said...

Pembelajaran partisipatorik akn berhasil bila suluruh siswa berpartisipasi aktif dalm proses pembelajran. sehingga bila ada siswa yang kurang aktif, guru harus mengupayakan sebisa mungkin bisa mengatasi halitu.
Cara mengatasi hal tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan Teknik Latihan Melawan Malu (Shame Attacking Training).
Yaitu siswa yang malu tersebut diberi sesuatu tugas atau latihan oleh guru atau teman kelompoknya. Karena kalau tidak diberi tugas biasanya dia malu untuk berpartisipasi dalam aktivitas kelas.
Contohnya: Siswa yang malu tersebut dilibatkan sebagai moderator dalam diskusi kelas. Atau ditunjuk untuk mewakili kelompoknya menyampaikan pendapat kelompok.
2. Menggunakan Teknik Berkeliling (Round Playing Technique)
Yaitu seorang siswa disuruh oleh guru untuk mengucapkan kata-kata tertentu kepada masing-masing anggota kelompok sambil berkeliling.
Contohnya: Siswa tersebut disuruh mengucapkan kata-kata: "Mestinya saya akan berpartisipasi dalam aktivitas kelas ini, tetapi saya malu." Ucapan tersebut dijawab oleh masing-masing anggota kelompok dengan: "Tidak apa-apa, tidak usah malu, ini kan kamu sudah berani."
Dengan teknik-teknik ini diharapkan tidak ada lagi siswa yang merasa malu untuk berpartisipasi dalam Pembelajaran Partisipatorik.

Anonymous said...

Dalam Kurikulum 2004, guru berperan sebagai fasilitator, sedangkan yang lebih aktif dalam proses pembelajaran adalah peserta didik. Namun demikian, guru tidak bisa menyerahkan sepenuhnya pada peserta didik. Pendidik harus mampu merancang pembelajaran serta memilih kompetensi yang sesuai dengan model pembelajaran yang tepat.
untuk mengatasi siswa yang pemalu saya setuju dengan pendapat sasmi. dengan dijakan moderator dalam sebuah diskusi kayaknya ide awal yang cukup baik. setidaknya menuntut dia untuk tmapil didepan siswa yang lain dan berbicara. bila tidak manjur juga cara itu dapat dilakukan pembarian tugas individu yang harus dipresentasikan oleh tiap2 invidu, sehingga mau tidak mau dia harus tampil didepan kelas, setalah itu berialah dia sedikit semacam pujian untuk meningkatkan kepercayaan dirinya sehingga ia merasa tidak malu lagi untuk tampil didepan teman2nya pada sesi yang lain.

Anonymous said...

Pembelajaran Parsipatorik adalah model pembelajaran di mana para siswa belajar sambil melakoni (learning by doing).
Dalam pembelajaran ini siswa dituntut aktif dalam proses pembelajaran.
Sesuai yang telah disampaikan oleh saudara Vina Mariana, untuk mengatasi rasa malu dari siswa ada 2 teknik, yaitu:
1. Menggunakan Teknik Latihan Melawan Malu (Shame Attacking Training).
Yaitu siswa yang malu tersebut diberi sesuatu tugas atau latihan oleh guru atau teman kelompoknya. Karena kalau tidak diberi tugas biasanya dia malu untuk berpartisipasi dalam aktivitas kelas.
2. Menggunakan Teknik Berkeliling (Round Playing Technique)
Yaitu seorang siswa disuruh oleh guru untuk mengucapkan kata-kata tertentu kepada masing-masing anggota kelompok sambil berkeliling.

Namun yang paling terpenting dalam menghilangkan rasa malu adalah dengan menumbuhkan motivasi dalam diri siswa tentang kemampuan yang sebenarnya ia miliki. Jika motivasi itu telah tumbuh dalam dirinya sendiri, maka dengan sendirinya rasa percaya diri akan tumbuh. Dan disinilah tampak peran guru sebagai seorang motivator.

Anonymous said...

Memang salah satu hambatan yang paling banyak dialami dalam proses pembelajaran dengan model apapun adalah partisipasi aktif dari siswa. Siswa malu untuk bertanya,memberi komentar, menyanggah, atapun sekedar menjawab pertanyaan. Faktor yang melatarbelakangai hal ini antara lain rasa tidak percaya diri, takut jawabannya salah, takut ditertawakan oleh teman, dan lain sebagainya. Cara yang paling umum dilakukan oleh seorang guru adalah menunjuk salah satu siswa untuk berpendapat. Cara ini bisa efektif apabila guru bisa membaca situasi dan apa yang ada di pikiran siswa. Namun menjadi tidak efektif apabila siswa masih sulit untuk merespon stimulan yang telah diberikan oleh guru. Maka cara lain yang bisa digunakan adalah dengan menggugah rasa ingin tahu siswa. Bila rasa ingin tahu muncul, maka dengan sendirinya siswa akan bertanya- tanya dan mulai mencari tahu apa jawabannya. Hal ini memungkinkan siswa untuk menyatakan pendapatnya. Bila siswa sudah memeberikan pendapatnya, maka hargailah pendapatnya tersebut. Penghargaan tersebut bisa berupa perkataan, seperti "bagus","baik",ataupun dengan isyarat yang lain, seperti gerakan tangan, anggukan, dan bahkan senyuman bisa menjadi penghargaan yang tidak ternilai bagi siswa. Satu komentar baik akan memunculkan komentar baik lainnya. Namun apabila tetap saja siswa tidak merespon, maka guru harus kembali pada cara yang pertama, yaitu menunjuk salah satu siswa agar mengemukakan pendapatnya. Atau dengan memberi stimulan tambahan pada siswa berupa stimulan yang lebih membangkitkan minat siswa untuk berpendapat.

Anonymous said...

Siswa merasa malu atau tidak percaya diri untuk ikut ambil bagian dalam proses pengajaran memang seringkali terjadi karena berbagai faktor.Salah satunya,siswa mungkin tidak paham benar atas apa yang sedang dipelajari.Dan apabila dia bertanya,dia merasa minder dengan siswa-siswa lain yang dianggap sudah menguasai.Memang terdapat peribahasa,"malu bertanya sesat di jalan", namun terkadang siswa lebih besar rasa malunya dibandingkan keinginannya untuk tahu.Hal ini merupakan salah satu tugas guru sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar,guru dituntut untuk bisa mengerti dan mau mengerti siswanya.Guru sebaiknya membuka sesi tanya jawab yang berkaitan dengan materi yang mana dilaksanakan dengan suasana yang santai,tanpa ada tekanan apapun.Siswa dibuat tidak tegang dan mau mengungkapkan segala kesulitan yang didapati dan sekecil apapun kesulitan atau komentar yang diutarakan oleh siswa guru wajib memberikan tanggapan positif.Guru juga memberikan semangat dan motivasi agar siswa-siswanya mau berpartisipasi aktif sehingga tercapai kondisi belajar yang kondusif.

Anonymous said...

menurut saya agar siswa tidak merasa malu dapat digunakan model pembelajaran yang dapat melibatkan peran serta seluruh partisipasi dari siswa, dapat digunakan game-game ataupun kuis baik itu secara individu maupun kelompok. Dan perlu diperhatikan bahwa game ataupun kuis tersebut harus dapt menarik minat dan perhatian dari seluruh siswa.

Anonymous said...

Untuk menumbuhkan sikap aktif siswa dalam pembelajaran partisipatorik ini guru dapat melatih siswa berbicara di depan seperti dengan presentasi atau guru mengajukan pertanyaan kepada siswa-siswanya sehingga menuntut siswa untk menjawab pertanyaan tersebut, atau dapat juga dengan menunjuk siswanya untuk menyampaikan pendapat, saran. guru dapat membntuk kelompok diskusi sehingga siswa dapat terlatih berbicara tanpa rasa malu atau kurang PD. Jika siswa aktif maka pembelajaran partisipatorik akan berlangsung efektif.

Anonymous said...

Dewi Muthohharoh/4301405058
Pend. Kimia
Rasa malu (kurang PD) dalam siswa memang bisa menghambat keberhasilan proses pembelajaran. Dalam pembelajaran partisipatorik, siswa dituntut untuk ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Jika ada siswa yang malu atau kurang percaya diri sebagai seorang guru harus mampu untuk membangkitkan semangat siswa tersebut untuk bertanya. Contohnya guru memotivasi siswa agar aktif, dengan memberikan point nilai atau penguatan yang lain sehingga siswa dapat aktif. peran guru yang profesional sangat penting dimana dituntut kreativitas dari guru untuk dapat mengaktifkan siswanya. Selain itu pengajar juga dapat membiasakan siswanya untuk tampil di depan umum dalam forum diskusi maupun dengan memberikan tugas-tugas presentasi. Sehingga siswa akan terlatih untuk berbicara di muka umum, dan rasa malu tersebut tidak muncul lagi. Hal ini berkaitan dengan Pembelajaran partisipatorik akan berhasil bila seluruh siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajran, sehingga bila ada siswa yang kurang aktif, guru harus mengupayakan mengatasi hal itu.

mely_niezt said...

menurut saya untuk mengatasi siswa yang kurang Pd atau malu.guru sebaiknya bisa memotivasi anak tersebut dengan cara pemberian nilai plus pada siswa yang mau mengungkapkan pendapat didepan kelas.dan juga guru harus lebih kreatif untuk membiasakan siswanya untuk diskusi bersama.dan akhirnya rasa kurang pd tersebut bisa diatasi.dan proses pembelajaran partisipatorik dapat berjalan dengan baik.
( meliana f /1a/pend.mat 4101407012)

Anonymous said...

Menurut saya, memang agak sulit untuk mengatasi rasa ketidak-PD-an siswa dalam menyampaikan pendapatnya.Oleh karena itu guru harus memiliki strategi jitu dalam proses pembelajaran agar semua siswa tanpa terkecuali ikut aktif dalam proses pembelajaran tsb. Caranya mungkin dengan sering menerapkan metode diskusi dan presentasi. Dalam presentasi misalnya dibentuk kelompok yg terdiri dari 2 orang saja.otomatis, kedua orang itu tanpa terkecuali akan berbicara di depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya.Guru juga dapat memotivasi siswa agar aktif dengan memberikan bobot nilai lebih kpd siswa yg aktif (dalam hal bertanya atau menyampaikan pendapat).dengan demikian, semua siswa akan berlomba-lomba untuk aktif dan siswa yang merasa tidak PD mau tidak mau akan terbawa suasana kelas yang aktif.

fiorentina said...

Rasa percaya diri setip siswa memang berbeda-beda. Ada siswa yang yang rasa percaya dirinya tinggi. Ada pula yang merasa minder.untuk itu, peran guru sangat di harapkan untuk dapat membuat rasa percaya diri seorang siswa muncul.diantaranya adalah membiasakan menerapkan metode diskusi dan presentasi di dalam kelas. sehingga para siswa menjadi aktif di dalam kelas. otomatis rasa minder yang ada didalam diri siswa berangsur-angsur akan hilang.

Anonymous said...

Sebenarnya hal semacam ini tergantung dengan kondisi pribadi siswa tersebut. Karena tidak semua siswa dikatakan kurang PD dalam bertanya,ada juga siswa yang derngan leluasa sering bertanya. Hal semacam ini terpengaruhi oleh faktor kebiasaan. Cara mengatasinya mungkin buat kondisi kelas pada saat proses belajar mengajar sesantai mungkin bagi siswa sehingga siswa akan enjoy dalam mengikuti pelajaran dan juga akan lebih santai dan leluasa dalam bertanya. Atau guru menunjuk secara bergilir dan merata untuk mempersilakan siswa berbicara baik bertanya atau memberikan masukan tentang mata pelajaran yang telah disampaikan.
BIYA EBI PRAHETO 2102407111

Anonymous said...

Untuk mengatasi siswa yang malu,guru sebaiknya memberi motivasi kepada siswa agar berani mengungkapakan pikiran dan perasaan,keinginan dan kemauannya.Guru hendaknya senantiasa memberikan rasa aman, nyaman dan suasana kondusif pada saat proses pembelajaran berlangsung,sehingga pada akhirnya siswa diharapkan dapat berkembang menjadi siswa yang kreatif.
putri intan sari 4401407099 pend biologi

Anonymous said...

Jujur saja sya juga termasuk tipe orang yanu sulit mengungkapkan ide di depan banyak orang. Nasib siswa yang tidak PD dalam kelas rasanya saya sering mengalaminya waktu masih di bangku sekolah, bahkan sekarang pun terkadang perasaan seperti itu muncul. Tapi sejalan dengan kegiatan perkuliahan dengan begitu banyak mata kuliah yang menuntut PRESENTASI di depan kelas, mau tidak mau saya harus menghilangkan rasa malu mengungkapkan ide di depan kelas. Dan lama kelamaan saya tidak takut untuk mengungkapakan ide di dalam kelas, baik saat presentasi ataupun sekedar bertanya kepada dosen.
Belajar dari pengalaman saya itu, PRESENTASI adalah salah satu cara memaksa siswa agar aktif dan tidak malu ketika proses pembelajaran di kelas. Disamping itu guru juga harus selalau menghargai apa yang telah dilakuakn siswa sekecil apapun itu. Dengan begitu siswa merasa bangga,tidak minder, dan pada saatnya untuk aktif,dia aktif dan tidak dihantui oleh komentar guru yang menyakiti perasaan.

Dwee said...

perasan malu siswa tentu akan sangat mengganggu proses belajar mengajar. Untuk mengatasi rasa malu tsb ada beberapa hal yg bisa dilakukan:
1.guru harus menciptakan suasana yang nyaman di kelas dan membangun kedekatan dg para siswa shg para siswa menganggap guru sbg sosok yg mengayomi.
2.Siswa di beri tugas yang mengharuskannya utk aktif spt diskusi, Presentasi dll. Lama kelamaan Rasa malu itu pasti akan berkurang.
3.Sesering mungkin siswa dimotivasi bahwa mereka mampu.

Nama : Dwi Prastawaningsih
Nim : 2102407077
Email: Prasta_qt@yahoo.com

pesonacinta said...

Kondisi seperti ini lazim terjadi dalam suatu kelas. Siswa yang tidak mengutarakan komentar, kritik atau saran bukan berarti mereka tidak memiliki ide atau pendapat. Bisa jadi karena faktor psikologis yaitu rasa malu dan ragu. Sementara, model pembelajaran partisipatorik menghendaki siswa untuk nerpartisipasi aktif dalam setiap berlangsungnya pelajaran, baik dalam diskusi, debat maupun pelajaran biasa.
Menurut saya, cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengadakan proses belajar tidak hanya di kelas. Misalnya mengadakan diskusi tidak hanya di dalam kelas. Kita bisa memanfaatkan teknologi modern yang dapat leluasa kita gunakan. Contohnya melaksanakan diskusi dengan yang cara yang baru yaitu memanfaatkan media internet sebagai wadah diskusi siswa.
Model pembelajaran partisipatorik ini sempat kita rasakan sendiri dalam mata kuliah Teori Pembelajaran yang diampu dosa kita, Pak Heri. Bagi mahasiswa yang merasa malu atau tidak sempat mengemukakan ide atau pendapatnya dapat mengungkapkan dengan cara menulis dan mengirimnya melalui email atau mem-posting melalui blog masing-masing. Saya kira ini adalah salah satu pemecahan masalah dari beliau untuk menghadapi anak-anak yang tidak aktif seperti kita (bagi yang tidak aktif). Selain sebagai pemecahan masalah untuk pembelajaran partisipatorik, ini juga menjadi solusi bagi siswa (atau mahasiswa) yang mengalami kesulitan untuk aktif dalam setiap diskusi di kelas. Maka siswa tidak perlu khawatir atau takut tidak mendapat nilai jika cenderung pasif dalam kelas karena bisa terus aktif untuk menuliskan komentar melalui email atau blognya. Buktinya, kualami sendiri dalam mata kuliah ini. Saya sulit untuk menyampaikan pertanyaan, pendapat, kritik apalagi saran yang berkaitan dengan materi yang sedang dibahas karena pada dasarnya saya sudah tidak mengerti sejak awal. Tetapi Pak Heri memiliki blog yang berisikan beberapa pertanyaan berkaitan dengan materi TP yang memungkinkan bagi saya untuk memberikan komentar. Sejak saat itu saya mulai membaca dan belajar. Akhirnya saya bisa sedikit mengerti dan menyampaikan beberapa komentar.
Mungkin ini bisa menjadi solusi. Justru dengan diskusi melalui internet, kita tidak hanya berdiskusi dengan teman sekelas tapi bersama seluruh siswa dengan guru atau dosen pengampu yang sama dan kita dapat bebas mengungkapkan dengan bahasa yang lebih detail.

Anonymous said...

bila ada siswa yang malu atau tidak percaya diri untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan pembelajaran maka guru harus pintar untuk mengajak siswa tersebut aktif dalam pembelajaran, caranya dengan memberikan pertanyaan yang sekiranya mudah untuk dijawab. kemudian berikan penguatan berupa pujian bila dia menjawab. hal ini akan menumbuhkan rasa kepercayaan dirinya. guru tidak boleh menyalahkan jawaban lantas memvonis bahwa siswa tersebut bodoh. hal ini akan mengakibatkan siswa hilang rasa PDnya.

tazul said...

apabila siswa merasa malu atau tidak percaya diri hendaknya seorang guru harus mengerti dan tanggap.
hal itu dapat diatasi walaupun sangat sulit, yaitu dengan lebih mendekat pada siswa dan secara tidak langsung memaksa siswa tersebut untk aktif

tazul said...

apabila siswa merasa malu atau tidak percaya diri hendaknya seorang guru harus mengerti dan tanggap.
hal itu dapat diatasi walaupun sangat sulit, yaitu dengan lebih mendekat pada siswa dan secara tidak langsung memaksa siswa tersebut untk aktif

Anonymous said...

Sebagai seorang guru yang menghadapi peserta didik semacam itu, maka guru tersebut harus bisa membuat peserta didik itu aktiv dengan jalan menerapkan model-model dan pendekatan pembelajaran yang dapat menarik siswa untuk akativ dalam pembelajaran.
Ada beberapa model seperti dengan adanya kuis atau dapat dibuat permainan-permainan yang menarik dan memaksa semua siswa termasuk yang pemalu tadi untuk ikut aktiv terlibat didalamnya.
Sedangkan pendekatan, yang paling sesuai digunakan untuk menghadapi siswa semacam ini adalah quantum Theaching.

Anonymous said...

Pada dasrnya, rasa mlau/tidak percaya diri timbul dari ketakutan/kekhawatiran salah-berbuat dan diejek orang lain. Maka, yang haruS dilakukan guru adalah teruslah memotivasi siswa tersebut untuk berpartisipaasi pada proses pembelajarn. Caranya ?
Untuk mengahadapi siswa yang seperi ini, guru sebaiknya jangan terlalu banyak menuntut dahulu. Melainkan, bimbinglah secara perlahan-lahan. Mulailah dengan meminta siswa tersebut untuk mengungkapkan apa yang diketahuinya tentang topik yang sedang dipelajari. Langkah yang diambil adalah dengan tidak melontarkan pertanyaan yang sifatnya langsung menyalahkan atau membenarkan. Akan tetapi pilihlah pertanyaan yang sifatnya mengarahkaan. Misalnya, pada materi pelajaran kimia yang membahas polimer. Kebanyakan dari siswa umumnya merasa asing daan tidak menyadari bahwa sebenarnya polimer dekat dengan mereka, mereka mengunakannya bahkan mengkonsumsinya (yaitu protein dan karbohidrat). Maka yang sebaiknya dilontarkan guru adalah :
“Tahukah kalian tentang polimer?”
Jika kalian tidak tahu apakah polimer itu, lalu menurut kalian bagaimanakah proses pembentukan karbohidrat dan protein yang ada dalam makanan yang kamu konsumsi sehari-hari ?”
Tentu saja pembentukannya adalah melalui penggabungan molekul-molekul kecil bukan?”
Ya, itulah yang disebut polimer.”
Dengan pertanyaan seperti ini, diharapkan siswa menjadi tidak malu (tidak takut) untuk menjawab, karena tidak ada kekhawatiran bahwa jawaban/pernyataan yang diungkapkannya akan salah dan menjadi bahan tertawaaan siswa lain, karena yang ia lontarkan adalah hal-ha ynag telah diketahuinya dengan jelas. Namun, setelah guru merasa baahwa tingkat ke_PD_annya meningkat, guru pun haarus meningkatkan “penanganan” terhadap siswa tersebut. Yaitu dengan melontarkan pertanyaan yang sifatnya meminta penjelasan. Yang saya uraikan di sini hanyalah merupakan salah satu solusi saja. Mungkin teman-teman yang lain punya solusi yang lebih bagus?

Anonymous said...

Pada dasrnya, rasa mlau/tidak percaya diri timbul dari ketakutan/kekhawatiran salah-berbuat dan diejek orang lain. Maka, yang haruS dilakukan guru adalah teruslah memotivasi siswa tersebut untuk berpartisipaasi pada proses pembelajarn. Caranya ?
Untuk mengahadapi siswa yang seperi ini, guru sebaiknya jangan terlalu banyak menuntut dahulu. Melainkan, bimbinglah secara perlahan-lahan. Mulailah dengan meminta siswa tersebut untuk mengungkapkan apa yang diketahuinya tentang topik yang sedang dipelajari. Langkah yang diambil adalah dengan tidak melontarkan pertanyaan yang sifatnya langsung menyalahkan atau membenarkan. Akan tetapi pilihlah pertanyaan yang sifatnya mengarahkaan. Misalnya, pada materi pelajaran kimia yang membahas polimer. Kebanyakan dari siswa umumnya merasa asing daan tidak menyadari bahwa sebenarnya polimer dekat dengan mereka, mereka mengunakannya bahkan mengkonsumsinya (yaitu protein dan karbohidrat). Maka yang sebaiknya dilontarkan guru adalah :
“Tahukah kalian tentang polimer?”
Jika kalian tidak tahu apakah polimer itu, lalu menurut kalian bagaimanakah proses pembentukan karbohidrat dan protein yang ada dalam makanan yang kamu konsumsi sehari-hari ?”
Tentu saja pembentukannya adalah melalui penggabungan molekul-molekul kecil bukan?”
Ya, itulah yang disebut polimer.”
Dengan pertanyaan seperti ini, diharapkan siswa menjadi tidak malu (tidak takut) untuk menjawab, karena tidak ada kekhawatiran bahwa jawaban/pernyataan yang diungkapkannya akan salah dan menjadi bahan tertawaaan siswa lain, karena yang ia lontarkan adalah hal-ha ynag telah diketahuinya dengan jelas. Namun, setelah guru merasa baahwa tingkat ke_PD_annya meningkat, guru pun haarus meningkatkan “penanganan” terhadap siswa tersebut. Yaitu dengan melontarkan pertanyaan yang sifatnya meminta penjelasan. Yang saya uraikan di sini hanyalah merupakan salah satu solusi saja. Mungkin teman-teman yang lain punya solusi yang lebih bagus?

www.nurmasiyamita.blogspot.com said...

menurut saya agar siswa tidak merasa malu dapat digunakan model pembelajaran yang dapat melibatkan peran serta seluruh partisipasi dari siswa, dapat digunakan game-game ataupun kuis baik itu secara individu maupun kelompok. Dan perlu diperhatikan bahwa game ataupun kuis tersebut harus dapt menarik minat dan perhatian dari seluruh siswa.

Anonymous said...

Metha (4301405062)
Jika dalam proses pembelajaran, terdapat siswa yang kurang aktif karena kurang percaya diri atau malu, maka guru harus berusaha semaksimal mungkin untuk menciptakan suasana kelas yang nyaman bagi semua siswa sehingga muncul keinginan pada diri siswa untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan belajar tersebut. Salah satunya dengan cara memancing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang sedang hangat diperbincangkan kemudian menyuruh mereka maju untuk mengemukakan pendapatnya di depan dengan memberikan stimulus berupa nilai atau plus atau yang lainnya supaya siswa ikut aktif dalam kegiatan belajar tersebut. Atau dengan memberikan pertanyaan tertulis pada siswa, sebab menurut saya, keaktifan siswa tidak hanya dilihat dari keseringannya mengemukakan pendapat atau berbicara di depan kelas, tapi bisa juga dinilai dari keaktifannya menjawab pertanyaan tertulis, serta mencari literatur lain. Cara ini bisa digunakan untuk siswa yang kurang percaya diri untuk berbicara di depan kelas.

Anonymous said...

Tipe siswa berbeda-beda ada yang aktif dan ada yang tidak aktif. Untuk mengatasi siswa yang malu dan tidak PD untuk ambil bagian dalam pembelajaran, yaitu dg pemberian motivasi yanga dapata dilakukan didalam kelas maupun di luar kelas. Caranya dg mendekati siswa tersebut ,memberi nasihat2 supaya dia menjadi PD atau emberi contoh orang2 ang dikenalnya yang dulu tidak PD namun sekarang menjadiPd. Guru juga harus menanamkan bahwa jangan takut salah karena kita sama-sama belajar jadi salah itu hal yang wajar. Langkah yang paling akhir kalau memang dg nasihat2 tidak juga membuat siswa tersebut berani/PD adalah menunjuk siswa tersebut untuk mengerjakan soal atau mengumgkapkan pendapatnya di kelas, sambil memberi dukungan: Ayo! Kamu pasti bisa! Dengan demikian siswa tersebut pasti maju dan kalo sudah sering maju dia akan terbiasa. Lama kelamaan siswa tersebut akan menguasai kelas dan sedikit demi sedikit akan timbul rasapercaya diri.

Anonymous said...

mengahadapi siswa seperti itu merupakan suatu tantangan bagi guru, agak sulit memang mengubah seseorang untuk menjadi lebih aktif. sebagai guru, kita dituntut untuk aktif dan sekreatif mungkin agar semua siswa dapat tertarik dengan pembelajaran yang kita bawakan,apalagi bagi anak2 yang tidak aktif. banyak siswa yang malu untuk berpendapat, kurang PD dan sangat takut salah. untuk menghadapi keadaan seperti ini, guru perlu memberikan motivasi. sekecil apapun motivasi, kalau itu sering kita berikan lama2 dia akan merasa kalau dia diperhatikan. hanya dengan ucapan2 ringan seperti.."yaaa tepat sekali".., dapat juga memberikan motivasi berupa tambahan nilai.."kalau mau menjawab, saya beri nilai + lhoo"...
thanks

Anonymous said...

Dalam pembelajaran pertisipatorik,seorang siswa dapat belajar sambil melakoni(learning by doing).Hal ini mengandung arti bahwa disamping belajar mengenai suatu materi,siswa tersebut juga harus senantiasa aktif di dalam kelas.Misalnya saja,sering mengajukan pertanyaan,selalu siap jika guru memberikan pertanyaan,dsb.Akan tetapi tidak semua siswa bisa melakukan hal ini.Hal itu disebabkan karena tidak semua siswa memiliki keberanian dan rasa percaya diri yang tinggi untuk melakukan hal tersebut.Maka sesungguhnya para siswa yang demikian itu akan merasa rugi.Dan yang harus dilakukan untuk dapat menghilangkan rasa takut,malu,dan tidak percaya diri adalah yang pertama meyakinkan pada diri sendiri bahwa sebenarnya kita bisa,yang kedua adalah dengan melatih diri untuk membiasakan berani mengemukakan pendapat di muka umum.Jika kedua hal tersebut mampu kita lakukan,maka rasa malu dan tidak percaya diri mampu kita singkirkan.Sehingga kita dapat dengan mudah ikut aktif dalam kelas.Jadi,bagi yang memiliki rasa malu dan kurang percaya diri,jangan takut mencoba ya...

Anonymous said...

Rasa kurang PD iu memang sulit untuk dihilangkan namun sifat ini dapat sedikit demi sedikit dihilangkan. Kalau menurut saya untuk menghilangkan semua itu kita harus sering bercermin dengan bercermin kita tahu bagaimana mimik wajah, tubuh kita saat melakukan sesuatu. Dalam hubunganya dengan siswa yang kurang Pd Seorang guru hendaknya selalu memberi motivasi kepada anak tersebut dengan selalu memberikan sanjungan atau pujian yang mampu meningkatkan ke PDanya.Apabila cara ini belum bisa mak sangaguru harus mendekati siswa secara pribadi dan jangan sampai teman yang lain tahu karena jika yang lain tahu maka akan menambahkurang PD anak tersebut.Guru bisa mengunjungi rumahnya atau bertanya kepada orang yang tahu tentang anak itu dan memberikan solusi apabila anak tersebut memiliki masalah. guru tidak boleh menyebutkan kesalahan anak tersebut secara langsung.Dan guru harus selalu memberikan semangat kepada siswanya.Dengan sering memberikan tugas yang mewajibkan siswa untuk bisa berbicara di depan kelas maka sifat pemalu siswa akan berkurang.

Anonymous said...

Rasa kurang PD ( Minder )memang merupakan bagian dari manusia. jika ada anak yang kurang PD mungkin karena dia tidak ada teman dalam satu kelas tetapi kita tidak perlu mengolok- olok dia karena akan membuat dia akan lebih minder. hal itu dapat diatasi dengan cara teman - temanya membantu atau mengajak belajar bersama dengan hal itu sedikit demi sedikit dian tidak akan merasa malu lagi.

Anonymous said...

siswa malu atau tidak PD untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan pembelajaran,ini sulit untuk diubah sebaiknya bila dalam memberikan pertanyaan guru tidak boleh langsung menyalahkan jawaban lantas memvonis bahwa siswa tersebut bodoh. hal ini akan mengakibatkan siswa hilang rasa PDnya.intinya kembali kepada guru tsb bagaimana cara dia memotivasi siswanya untuk mau berpartisipasi aktif dalam KBM yang dilaksanakan.
adetya sandy 4301405065

Anonymous said...

pada dasarnya setiap siswa memeng mempunyai sifat yang berbeda-beda, ada siswa yang aktif dan tdk aktif.
jika ada siswa yang tdk aktif,untukmemotivasinya agar aktif dalam keg beljar mngjar, kita bisa menerapkan berbagai metode diantaranya adalah pemberian tugas seperti presentasi dan diskusi . dapat pula memberi penguatan dengan cara siswa yang berani berpendapat atau menjawab pertanyaan akan mendapat nilai tambahan ataupun hadiah
diah indriyani
4301405084
chiyin_niez@yahoo.com

Anonymous said...

ENI LESTARI.2102407098,Pend.Bhs.Jawa
Mengatasi siswa yang merasa malu atau tidak percaya diri untuk ikut ambil bagian dalam pembelajaran partisipatorik,guru sebaiknya melakukan pendekatan kepada siswa yang merasa malu/tidak percaya diri tersebut.Guru menanyakan kendala yang menjadikan siswa tersebut tidak percaya diriuntuk mengungkapkan pikirannya, kemudian guru memberikan solusi dan motivasi untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa tersebut dengan cara memberikan pujian ketika siswa tersebut dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Anonymous said...

untuk mengatasi siswa yang pandai tetapi malu untuk berpendapat hal yang pertama kita lakukan yaitu kita harus memberi dorongan dan meyakinkan pada dirinya bahwa dia itu pandai dan berpendapat itu tidak salah .Kita harus memberi motivasi padanya.Berpendapat itu hak setiap orang dan tidak ada yang melarang.kita sarankan agar dia sering berlatih mengeluarkan pendapat di rumah dulu karena berpendapat sekarang itu penting .Orang yang pandai tetapi pemalu akan sulit dalam kariernya.Hal paling akhir yaitu menyarankannya untuk berkonsultasi di BK bagaimana cara menimbulkan rasa percaya diri.
Nama :Korina puspitasari
NIM : 4101407031
e-mail : kar3n_pedrosa @yahoo.com

Anonymous said...

untuk mengatasi siswa yang pandai tetapi kurang aktif kita bisa melakukan beberapa hal.pada awalnya kita bisa membiasakan dia untuk berkomentar misalnya dengan memberi pertanyaan langsung kepada siswa yang bersangkutan dan pertanyaan itu harus dijawab.kemudian setelah dia berkomentar kita beri pujian atau minimal penguatan bahawa pendapatnya itu bagus,hal ini untuk membangun kepercayaan dirinya.nah lama kelamaan siswa itu akan terbiasa dan percaya diri untuk berpendapat dan aktif dikelas.

Anonymous said...

msh aja byk anak yang malu..
trs gmn?
klo aq ngmng se, caranya qt bntu dg berkelompok...
tp jgn gedhe2..
ms' dlm kelmpk dy g bicara..
gk mgkn lah...
walau hnya sdkt, tetap bicara.
dan bila pke sistem kelompok,yang mereka hadapi adalah teman2 sndiri, jd rasa malu mulai berkurang.
dan bila sudah saatnya nanti, guru jg hrs berinteraksi scr lagsng dg siswa.
klo rata itu lbh baik lg...
jd smua bs mengatasi gejolak malu dalam diri mrka..
smua itu btuh latihan,,
klo terbiasa ngmng dimuka umum, jd g malu lagi dech,,,
Lathifa Ajria Farhati
2102407014
pend. bhs jawa

Anonymous said...

Melia Juniarti
4101407021
Pend. Matematika 1A

Menghadapi siswa yang malu untuk ikut dalam proses pembelajaran memang sangat susah. Di sini Guru dituntut harus lebih memperhatikan siswa tersebut dan bimbingan lebih agar siswa tersebut merasa dirinya bisa dan tidak malu lagi. Guru harus memberikan motivasi yang kuat dengan memberikan contoh-contoh tentang seseorang yang berhasil menguasai rasa malunya. Dengan begitu siswa mungkin akan lebih terbantu dan sedikit demi sedikit dapat menguasai rasa malunya.

Anonymous said...

Puspita Puji Fitriana(4301405083)
Pend. Kimia(rombel 33)

Cara mengatasi siswa yang merasa malu ataupun minder yaitu guru melakukan pendekatan kepada siswa tersebut dan diberi motivasi dan dukungan bahwa siswa tersebut tidak perlu merasa malu ataupun minder, yakinkan bahwa siswa tersebut mampu dan memiliki kemampuan yang sama dengan teman2nya agar dia merasa tidak takut lagi. ajak siswa tsb utk ikut aktif, misalnya mula-mula berikan pertanyaan yang mudah dan siswa tersebut disuruh menjawab, jika benar berikan penguatan misalnya dengan kata-kata pujian,lakukan bertahap sampai siswa tersebut tidak merasa minder dan takut lagi. dengan demikian siswa tersebut mulai timbul rasa percaya diri untuk ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Anonymous said...

Cara mengatasi siswa yang malu dalam proses pembelajaran mungkin salah satu caranya adalah dengan "pembiasaan" untuk aktif dengan sedikit paksaan dari yang berwenang dalam hal ini adalah dosen/guru. Perlu kejelian dari dosen/guru mengidentifikasi mana siswa yang malu2 untuk kemudian "dibiasakan" untuk aktif.Dengan paksaan???,ya dalam hal ini perlu misalnya melalui penunjukan siswa untuk mengerjakan soal,bertanya atau mengemukakan pendapat. Dalam hal ini pendidik harus jeli yaitu dengan memaksa tetapi diperkirakan siswa yang malu2 tsb telah menguasai materi yang dajukan sehingga dapat meningkatkan rasa Percaya Dirinya sehingga lama kelamaan siswa tsb telah terbiasa aktif

Anonymous said...

Cara mengatasi siswa yang malu atau kurang PD untuk berbicara dalam proses pembelajaran yaitu dengan sedikit paksaan dari guru atau guru itu memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif. Selain itu, guru juga harus aktif mendekati setiap murid agar murid merasa diperhatikan. cara yang baik dilakukan yaitu dengan memberikan tugas yang memaksakan setiap siswa untuk berbicara dan mengungkapkan pendapatnya di depan kelas, seperti dengan presentasi. Dengan lebih sering melakukan presentasi, kePDan siswa akan muncul dengan sendirinya. Siswa juga harus mempunyai prinsip bahwa setiap pertanyaan yang diajukan adalah benar.

Anonymous said...

Eni Muliatun R.
Pend. Biologi
4401407091

Anonymous said...

Nama :Taufiq
Nim :5301407027
Prodi :Pend Teknik Elektro
seorang yang kurang pd dalam ikut pembelajaran adalah sudah karakter yang dimiliki oleh siswa tersebut.memang saya akui sangat sulit untuk menghilangkan sifat yang dimilikinya ini.ini merupakan salah satu masalah yang sulit untuk diatasi.namun tidak ada masalah yang tak dapat dipecahkan.salah satu cara yang mungkin bisa dilakukan adalah guru harus sering aktif mengajak dia untuk berdiskusi maupun sering diajak ngobrol sehingga dengan begitu maka siswa tersebut akan sering berani dalam arti mampu dan mau berbicara didepan temanya maupun didepan guru.dan juga hal yang dapat dilakukan adalah menyuruh salah satu temanya untuk selalu mengajarinya menjadi orang yang apd.karena mungkin dengan temanya sendiri dia mampu maupun mau tanpa merasa grogi.mungkin dengan kedua cara tersebut siswa akan lebih merasa pd maupun berani maju dan juga dapat mengikuti pembelejaran-pembelajaran yang dilakukan.

Anonymous said...

untuk mengatasi rasa malu pada siswa saat menyampaikan pemikirannya, kita sebagai pendidik harus memberikan pengertian dan motivasi. jangan kita memberikan tanggapan tentang jawaban siswa atau hal yang disampaikannya sebagai sesuatu yang salah dan benar. yang harus kita katakan bahwa mungkin hal yang disampaikan kurang sempuna dan kita akan menambahkan. sebagai awalan kita beri mereka pujian, seperti "jawaban anda sudah cukup bagus namun....". dengan begitu kita dapat membesarkan hatinya sehingga muncul keberanian dan rasa percaya diri. pada dasarnya hanya perlu pendekatan secara phsikologis pada siswa. sebenarnya siswa malu hanya karena takut jawabannya dikatakan salah.

Anonymous said...

yang pertama harus dilakukan adalah menumbuhkembangkan semangat pada diri siswa hal ini dapat dilakukan dengan cara menanamkan kepercayaan diri pada siswa. cara pertama yang dapat dilakukan adalah dengan jalan sering mengajak dialog ataupun berkomunikasi dengan mengurangi waktu mencatat dan memperbanyak waktu diskusi.

untuk itu guru harus bersikap talkative dan tidak hanya menyampaikan tanpa adanya feedback dari siswa.

intinya siswa dianggap mampu dan mengerti bahwa dalam proses pembelajaran doperlukan interaksi yang kuat dan peran balik yang akan menuntun siswa dalam pemahaman dan keberhasilan yang akan menjadikan kepercayaan diri pada siswa tumbuh dan berkembang seiring jalanya pemahaman yang melahirkan kepercayadirian siswa terhadap materi ajar yang akan menuntunya dalam ikut serta pembelajaran.

Anonymous said...

setiap orang memiliki berbagai macam sifat.agak sulit memang merubah sifat seseorang yang pemalu menjadi PD abies.hal itu mungkin dikarenakan kurang diberinya kesempatan untuk berbicara mengungkapkan gagasannya.Ada juga yang dikarenakan diskriminatif dari temen yang lain,apalagi kalou gagasanya itu dianggap nyeleneh,pasti dia akan jadi bahan ejekan temenya.maka dari itu kita harus memberi kesempatan bicara yang lebih pada anak yang pemalu,sehinga dia terbiasa berbicara di depan umum.kita juga harus bisa menghargai pendapatnya.munkin dengan cara sepeti itu anak yang tadinya pemalu secara perlahan-lahan akan mulai percaya diri.novi s(2102407204)

Anonymous said...

VISCARIA MUFTIANA
4101404541
PENDIDIKAN MATEMATIKA
Ketika seorang guru menemukan siswa yang pemalu (malu)dalam suatu kegiatan pembelajaran, guru hendaknya mampu membina rasa keberanian yang tumbuh pada diri siswa, guru jangan sekali-kali mematikan keberanian, keingin tauan siswa yang pada akhirnya siswa tidak berani melakukan ssuatu. Untuk itu siswa hendaknya merasa aman, nyama, dann kondusif untuk belajar. Dengan cara seperti ini nanti pada akhirnya akan tumbuh dan berkembang kemampuan kreatif siswa. suasana pembelajaran nampak dinamis, hidup, dan berkembang.

Anonymous said...

Karena dalam pembelajaran partisipatorik siswa dituntut menjadi partisipator aktif maka diharapkan juga siswa tidak memiliki rasa minder atau rasa tidak percaya diri..
Namun ada kalanya tidak semua individu siswa merasa percaya dengan dirinya sendiri.,solusi terbaik adalah dengan membiasakan siswa dengan pancingan - pancingan yang dapat menimbulkan rasa percaya diri dari siswa untuk berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan belajar mengajar..
Namun tentu saja dibutuhkan adanya proses pembentukan kepercayaan diri karena dalam setiap hal dibutuhkan proses dan tidak ada sesuatu yang instan dalam mendidik..

Arga said...

Kita melakukan pendekatan secara individu, agar kita dapat mengetahui faktor yng menyebabkan mengapa siswa tersebut merasa kurang percaya diri dalam mengikuti pelajaran mata kuliah tersebut.