Google
 

Thursday, September 4, 2008

Persiapan Ujian Proposal

Setelah menunggu hampir 1 bulan, akhirnya kemaren sore saat ngabuburit, telp yang selama ini ditunggu, akhirnya datang juga. Ya..sudah hampir sebulan ini aq nunggu kabar kapan pelaksanaan ujian proposal tesis. besok sore (jam 3) sy akan memaparkan rancangan penelitian di hadapan dewan penguji. meskipun baru sekedar proposal, setidaknya ini juga menjadi bagian penting yang akan menentukan langkah penelitian (penyusunan tesis) berikutnya. dalam postingan kali ini sy pengen menyampaikan sekilah tentang penelitian yang akan sy lakukan. harapannya temen2 yg berkesempatan membaca tulisan ini bs memberi masukan/saran/kritik untuk perbaikan proposal yg udah tak susun.

begini ceritanya…;-) pemikiran awal yang mengilhami rancangan penelitian adalah sebuah fakta yang menyebutkan bahwa, di muka bumi ini, ada 6-10 bahasa etnis hilang setiap tahun. hal itu tentu yang menjadi keprihatinan sy yg kemudian muncul pikiran jelek: bagaimana klo ini terjadi pada bahasa jawa?? meskipun bahasa jawa merupakan bahasa etnis dengan jumlah penutur urutan ke-11 dunia (sekitar 75,5 juta jiwa), bukan mustahil lama kelamaan kekhawatiran sy bs terjadi. yang semakin memperkuat ketakutan, karena yg sy jumpai disekitar, anak2 jawa sekarang banyak yg nggak nJawani. banyak anak2 yg tidak bs berbahasa jawa, mereka (dalam hal ini juga orang tuanya) lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dibanding bahasa jawa, meskipun bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional, akan tetapi bahasa jawa sebagai bahasa ibu juga tidak boleh ditinggalkan. bagi temen2 yg berasal dari jawa bisa melihat kondisi di sekitarnya masing2. betul tidak???

Mulai tahun 2005, gubernur Jawa Tengah menerbitkan SK yang mewajibkan pemberlakuan kurikulum bahasa jawa bagi seluruh sekolah dasar dan menengah di jateng. Hal ini tentunya menjadi sebuah langkah yg sangat bermakna dan diharapkan berimplikasi luas dalam penanaman nilai-nilai budaya jawa. Tetapi sebenarnya masalah tidak berhenti disana. Penyajian bahasa jawa dihadapan generasi muda dengan tampilan yang apa adanya, kan cenderung membosankan dan tidak menarik. apalagi saat ini, bahasa jawa telah menjadi salah satu momok bagi siswa baik dan menjadi pelajaran yg “ditakuti”. Jika hal ini yang terjadi, bukan pembinaan yang diperoleh, tapi bisa2 sebaliknya, yg terjadi justru pembinasaan bahasa jawa dihadapan calon pendukungnya.

Itu masalah awal yg sy angkat. mohon masukan/kritik/saran untuk perbaikan tulisan ini. o..iya, mohon doa restunya ya…

1 comment:

Ardhana's notes said...

selamat ya akhirnya ujian juga.soal revisi tu biasa maklum manusia tu ga da yg sempurna. pokoke semangat terus wae yo hehhehee....